Baca Juga: Boris Johnson: Virus Corona Jenis Baru di Inggris 30 Persen Lebih Mematikan
Langkah ini dilakukan untuk mengadakan pembicaraan dengan negara-negara bersenjata non-nuklir.
Tetapi, keretakan yang berkembang pada pertemuan sebelumnya pada tahun 2015 mencegah adopsi dokumen konsensus.
Jepang juga telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan pakta pelarangan senjata nuklir.
Baca Juga: Pemimpin Fraksi Fatah dan Hamas Palestina Buat Perjanjian, Tujuan Utamanya Damai dengan Israel
Sebab, ia bergantung pada payung nuklir AS untuk melindunginya dari ancaman termasuk rudal Korea Utara.
Pakta tersebut adalah yang pertama melarang pengembangan, pengujian, kepemilikan dan penggunaan senjata nuklir.
"Jepang perlu secara tepat menangani ancaman keamanan nyata, termasuk dengan mempertahankan dan memperkuat pencegahan, sambil mencari cara yang realistis untuk mempromosikan pelucutan senjata nuklir," terang Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi.
Baca Juga: Dinas Keamanan Federal Rusia Berhasil Gagalkan Serangan Teroris Al-Sham
Ia menyampaikan Jepang juga akan mengadakan dialog dengan negara-negara pendukung perjanjian tersebut.
Hal ini dilakukan guna memenuhi peran sebagai pembuat jembatan antar negara dengan posisi yang berbeda.
Pemboman atom AS di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 bersama-sama menewaskan sekitar 214.000 pada akhir tahun itu.
Sejarah ini meninggalkan dampak yang begitu besar bagi penduduk Jepang dan bertahan lama.***