“Dalam dua bulan, kita harus mengetahui hasil tahap 1 untuk menunjukkan dosis yang tepat,” kata Kiat.
ChulaCov19 menggunakan Messenger RNA atau mRNA, yang dapat memungkinkan tubuh menghasilkan protein untuk memicu reaksi kekebalan tubuh terhadap virus.
“Kami memilih mRNA karena kami percaya ini adalah teknologi dari masa depan. Teknologi ini juga dapat dikembangkan dengan cepat, serta telah teruji 94-95% efektif tehadap manusia, yang mana hasil tersebut termasuk tingkat tertinggi,” kata Kiat kepada CNA.
Kiat berharap tim Chula VRC dapat menyelesaikan uji coba tahap 1 di bulan Juni.
Baca Juga: Raja Salman dan Putra Mahkota Sampaikan Belasungkawa pada Presiden Jokowi Atas Musibah Gempa Sulbar
Sehingga, kemudian dapat melanjutkan ke uji coba tahap 2 dan tahap 2B dengan masing-masing 600 dan 5.000 sukarelawan.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Kiat berharap ChulaCov19 dapat diproduksi di Thailand pada akhir tahun ini.***