Penelitian Terbaru Singapura: Bayi Lahir dari Pasien Covid-19 Miliki Antibodi SARS-CoV-2

- 19 Desember 2020, 19:49 WIB
Ilustrasi seorang bayi.
Ilustrasi seorang bayi. /Colin Maynard/unsplash.com/@invent

PR CIREBON – Hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga riset Singapore Obstetrics and Gynaecology Research Network, mngungkapkan bahwa bayi yang lahir dari pasien positif memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Penelitian itu melibatkan 16 perempuan hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19. Seluruh bayi yang lahir memiliki antibodi Covid-19 pada tubuhnya padahal mereka tidak punya riwayat tertular penyakit tersebut.

Sejauh ini, peneliti belum dapat menyimpulkan seberapa kuat antibodi yang ditemukan pada bayi tersebut.

Oleh karena itu, pengamatan lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui apakah kadar antibodi dalam tubuh bayi itu nantinya akan menurun saat mereka tumbuh besar, kata para peneliti, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Kalah dari Juergen Klopp, Hansi Flick Kecewa Tidak Meraih Penghargaan Pelatih Terbaik FIFA

Jumlah antibodi yang ditemukan pada tubuh bayi beragam. Beberapa bayi memiliki antibodi Covid-19 lebih tinggi daripada lainnya.

Bayi tersebut lahir dari ibu yang terkonfirmasi positif jelang atau mendekati masa persalinan, kata para peneliti menambahkan.

Beberapa dokter di Tiongkok sebelumnya menemukan antibodi pada tubuh bayi yang lahir dari pasien Covid-19. Para ilmuwan Tiongkok, melalui artikel ilmiah yang terbit di Jurnal Emerging Infectious Diseases, Oktober, menunjukkan kadar antibodi pada tubuh bayi menurun saat mereka tumbuh besar.

Baca Juga: Mengenang Musisi yang Meninggal di Tahun 2020, Ada Glenn Fredly hingga Didi Kempot

Selain itu, penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa ibu hamil yang kena Covid-19 tidak akan jadi lebih sakit apabila dibandingkan dengan pasien positif lainnya.

Temuan itu pun memberi pemahaman baru mengenai seluk-beluk Covid-19 yang sampai saat ini masih dipelajari oleh para ahli di dunia.

"Hasil penelitian ini cukup meyakinkan," kata Singapore Obstetrics and Gynaecology Research Network melalui pernyataan tertulisnya.

"Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit yang diderita para ibu hamil dan pasien Covid-19 paralel (atau sama, red)," kata lembaga riset yang berkedudukan di Singapura itu.

Baca Juga: Nikmati Jadi Pelatih MU, Rambut Solskjaer Sampai Beruban Setelah 2 Tahun Melatih

Hasil riset itu menemukan beberapa ibu hamil yang diteliti mengalami gejala sakit ringan, tetapi ada juga yang mengalami gejala sakit lebih parah, khususnya mereka yang lebih tua dan kelebihan berat badan.

Walaupun demikian, dari 16 ibu hamil yang berpartisipasi dalam penelitian, tidak ada yang meninggal akibat Covid-19 dan semuanya kembali pulih.

Namun, dua dari mereka mengalami keguguran. Beberapa peneliti meyakini salah satu kasus keguguran disebabkan oleh komplikasi akibat Covid-19.

Hasil riset dari pengamatan terhadap 16 perempuan hamil itu juga menunjukkan tidak ada bukti virus dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayinya.***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah