Buaya Hitler Hidup Abadi, Sempat 'Berlinang Air Mata' Saat Uni Soviet Runtuh

- 14 Desember 2020, 12:46 WIB
ILUSTRASI buaya purba yang berjalan menggunakan dua kaki
ILUSTRASI buaya purba yang berjalan menggunakan dua kaki /A.ROMILIO / UNIVERSITAS QUEENSLAND

PR CIREBON - Seekor buaya aligator yang dikabarkan menjadi hewan peliharaan pribadi pemimpin Nazi, Adolf Hitler, meninggal pada bulan Mei di usia lanjut 84 tahun di Kebun Binatang Moskow, dan untuk menghormatinya, akan dilakukan taksidermi (pengawetan hewan yang sudah mati sebagai pajangan) padanya untuk anak cucu Rusia dan dipajang di Kebun Binatang Darwin di kota itu.

Alligator, bernama Saturnus, lahir di alam liar di Mississippi pada tahun 1936 dan pada awalnya dihadiahkan ke Kebun Binatang Berlin pada tahun yang sama.

Dia ditahan di koleksi hewan pribadi Hitler dan ditemukan oleh tentara Inggris di Berlin setelah PD II dan dihadiahkan kepada Rusia. 
 
 
Ada mitos lokal bahwa antara pemboman Berlin dan penyelamatannya, Saturnus menghabiskan waktu bertahun-tahun bersembunyi di selokan dan ruang bawah tanah.

Dimitry Vasilyev, seorang dokter hewan di Kebun Binatang Moskow, mengatakan kepada Star bahwa tidak diragukan lagi Hitler mengagumi aligator tersebut. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post.

“Pemasangan Saturnus di pameran permanen adalah puncak dari enam bulan kerja oleh ahli taksidermi kami,” kata pejabat Museum Darwin, Dmitry Miloserdov, kepada Star.

“Tidak ada reptil di museum yang memiliki biografi yang begitu kaya. Kebun Binatang Moskow mempercayakan kami untuk mengabadikan memori aligator Saturnus," katanya.

 
Dmitri merasa bahwa tanpa berlebihan menyebut Saturnus adalah legenda kebun binatang, dan telah melihat banyak hal dalam hidupnya.

Tampilan taksidermi Saturnus akan menjadi 'kelahiran kedua Saturnus', kisah tentang bagaimana 'alligator Hitler' menjadi abadi.

Miloserdov juga mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pada awal 1990-an, Saturnus menyaksikan keruntuhan Soviet dan laporan-laporan mengatakan dia 'berlinang air mata, ketika tank-tank menembak parlemen Rusia di dekatnya karena itu mengingatkannya pada pemboman Berlin."***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x