Kutuk Keras Kartun Nabi, Sekjen Liga Muslim: Kami Menentang Akibat Penyebaran Kebencian dan Rasisme

27 Oktober 2020, 15:19 WIB
Sekjen Liga Dunia Muslim, Mohammed Al-Issa, tangkap layar Al Arabiya/Al Arabiya /

 

PR CIREBON - Umat Muslim tidak menentang kebebasan konstitusional individu, hanya mencoba untuk mendistorsi kebebasan tersebut dan yang menggunakannya untuk menyebarkan kebencian, Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Mohammed Al-Issa mengatakan kepada Al Arabiya pada Senin, 26 Oktober 2020.

"Kami tidak menentang kebebasan yang sah, tetapi kami menentang penggunaan kebebasan itu untuk keuntungan materi, merusak nilainya. Kami juga menentang akibat penyebaran kebencian dan rasisme," ujarnya.

Pernyataan Al-Issa muncul di tengah kontroversi penggunaan kartun Nabi Muhammad di kelas sekolah Prancis tentang kebebasan berekspresi, yang gurunya kemudian dibunuh oleh seseorang yang oleh Emmanuel Macron dicap sebagai Islamis.

Baca Juga: Puan Maharani Sebut Pancasila Bintang Penuntun Bangsa di Tengah Pengaruh Budaya Asing

Macron membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Ini terjadi setelah seorang guru bahasa Prancis dipenggal kepalanya minggu lalu di dekat Paris, setelah dia menunjukkan kartun Nabi selama kelas tentang kebebasan berbicara.

Macron mengatakan guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.

Presiden Prancis mengatakan bahwa Prancis tidak akan melepaskan kartun, dalam upacara untuk menghormati guru minggu lalu. Dia menambahkan kalau guru tersebut dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan Prancis, sambil bersumpah dan mengatakan kalau mereka tidak akan memilikinya.

Baca Juga: Anies Baswedan Dikritik Lagi, Refly Harun: Kritik Seharusnya Balik Lagi Ke Pemerintah Pusat

Insiden tersebut telah memicu perdebatan tentang menghormati agama dan mendorong banyak pemimpin di dunia Islam untuk mengutuk kejahatan tersebut tetapi menekankan pentingnya menghormati para nabi. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Arabiya.

Al-Issa mengutuk dengan sangat keras kartun tersebut dan mengatakan bahwa itu menyinggung Muslim. Namun, dia menekankan bahwa sosok Nabi terlalu besar untuk diremehkan oleh kartun belaka.

Dia mendorong umat Islam untuk menghindari reaksi negatif yang berlebihan, dan bertindak hanya berdasarkan ajaran agama Islam. Karena jangan sampai membuat yang lain berpikir bahwa Islam itu lemah, sehingga bisa diremehkan dan diprovokasi dengan menggunakan kartun, ungkapnya.

Baca Juga: Dua Pemain dan Tiga Staf AC Milan Terkonfirmasi Positif Covid-19

“Surat kabar yang tidak penting dengan hampir tidak ada penjualan atau langganan, ilustrator yang tidak penting dan tidak dikenal memperoleh ketenaran internasional dengan mudah dan gratis. Ini karena reaksi negatif yang membuat mereka jadi terkenal, ”ujarnya.

"Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan bahwa menghina Nabi Muhammad kita, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya perdamaian, tidak termasuk dalam ruang lingkup kebebasan berekspresi," kata Al-Issa.***

 

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: English Alaraby

Tags

Terkini

Terpopuler