Tanggapi Islamophobia di Prancis, Menlu Iran: Muslim Adalah Korban Utama dari 'Kultus Kebencian'

- 27 Oktober 2020, 07:51 WIB
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif: Menlu Iran menanggapi masalah islmophobia di Prancis dan sebut muslim adalah korban pertama dari 'kultur kebencian'.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif: Menlu Iran menanggapi masalah islmophobia di Prancis dan sebut muslim adalah korban pertama dari 'kultur kebencian'. /AFP Photo/Atta Kenare/

 

PR CIREBON - Dunia sedang digemparkan dengan kejadian yang menimpa kaum muslim di Negara Prancis yang dianggap sedang terpojokkan karena isu islamophobia. Berbagai respon dari negara negara muslim bermunculan, termasuk Iran. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memberikan komentar.

Menlu Iran tersebut membuat pernyataan bahwa menghina Muslim adalah penyalahgunaan yang semata-mata mengambil keuntungan atas kebebasan berbicara.

Pernyataan tersebut menjadi petunjuk yang jelas terhadap ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap kritis terhadap Islam.

Baca Juga: Dirumorkan Akan Mundur dari Timnas Prancis Karena Agamanya Dihina, Paul Pogba Angkat Bicara

"Muslim adalah korban utama dari 'kultus kebencian'," Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berkata, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Senin, 26 Oktober 2020.

"Menghina 1,9 miliar Muslim dan kesucian mereka ”untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara. Itu hanya memicu ekstremisme,"ujarnya.

Presiden Prancis, Macron, yang memimpin penghormatan kepada seorang guru sejarah yang dipenggal kepalanya bulan ini oleh seorang remaja Chechnya karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas, menyatakan perang terhadap 'separatisme Islam', yang dia yakini mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis.

Baca Juga: Kejagung Klaim Pihaknya Selamatkan Uang Negara Lebih dari Rp19 Triliun Selama Setahun

Berbagai negara Muslim merespon dengan menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis. Tetapi berbeda dengan Iran. Di Iran, beberapa pejabat dan politisi, termasuk kepala parlemen dan pengadilan, telah mengutuk Macron karena 'Islamophobia', menurut media pemerintah Iran.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x