Normalisasi Israel dengan Bahrain dan UEA, Donald Trump: Ini Menandai Era Baru Perdamaian

16 September 2020, 15:21 WIB
Penandatanganan perjanjian damai antara Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain yang disaksikan oleh Donald Trump// timesofisrael.com /

PR CIREBON - Israel menormalisasi hubungan dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) secara resmi di Gedung Putih pada Selasa, 15 September 2020 waktu setempat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kesepakatan serupa ditengahi AS antara Israel dan lima atau enam negara lain.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan menteri luar negeri Bahrain dan UEA menutup perjanjian bersejarah tersebut dengan upacara penandatanganan di halaman Gedung Putih yang dihias bendera.

Baca Juga: Akui Satu Tuduhan di Sidang Perdana, Seungri eks BIGBANG Bantah Tuduhan Terlibat Prostitusi

Ratusan tamu menghadiri acara tersebut meskipun ada pandemi virus Covid-19, tetapi tidak ada jabat tangan seremonial untuk memperkuat perjanjian.

Bahrain dan UEA adalah negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

"Setelah beberapa dekade perpecahan dan konflik, kita menandai awal yang baru bagi Timur Tengah. Kita di sini siang ini untuk mengubah sejarah," kata Trump seperti dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari SCMP.

Baca Juga: Ngaku Kesal dan Bongkar Borok Pertamina, Ahok: Pinjem Duit Terus, Maunya Akuisisi Terus

Dia mengatakan perjanjian itu akan menjadi dasar untuk perdamaian yang komprehensif di seluruh wilayah dan segera dengan negara lain.

Trump tidak menyebutkan nama negara tambahan, tetapi mengisyaratkan selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, bahwa Arab Saudi mungkin ikut serta.

“Kami telah melakukan pembicaraan yang baik dengan Arab Saudi. Saya pikir mereka sangat terbuka,” tutur Trump.

Baca Juga: Usul Ahok Hapuskan Kementerian BUMN Buat Gaduh, Pengamat: Komentar Bubarkan, Bukti Kerja Ga Becus

Netanyahu menyebut hari itu sebagai poros sejarah.

“Hal ini menandai era baru perdamaian. Pada akhirnya kita bisa mengakhiri konflik Arab-Israel untuk selamanya,” katanya.

Sementar itu, dalam sambutannya yang ditujukan kepada Netanyahu, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan berkata bahwa ia berdiri untuk mengulurkan tangan perdamaian dan menerima tangan perdamaian.

Baca Juga: Cek Fakta: PSBB Ketat Jakarta Disebut Sengaja Ada Atas Perintah KAMI Agar Pemerintah Pusat Terdesak

“Terima kasih telah memilih perdamaian dan menghentikan pencaplokan wilayah Palestina,” katanya.

Kesepakatan yang dijuluki Abraham Accords ini menandai perubahan yang berbeda dalam status quo yang telah berusia puluhan tahun di mana negara-negara Arab telah mencoba untuk mempertahankan persatuan melawan Israel atas perlakuannya terhadap orang-orang Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan.

Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani, menekankan perlunya solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.

Baca Juga: Tanggapi Imbas PSBB Ketat Jakarta, Anies Baswedan: Kesehatan Nomor Satu, Ekonomi Nanti Gerak Sendiri

Lebih lanjut Trump juga mengatakan bahwa perjanjian itu akan memberikan tekanan pada Palestina untuk juga datang ke meja perundingan atau mereka akan ditinggalkan dalam keadaan dingin.

"Orang-orang Palestina pada akhirnya akan masuk juga. Dan kita akan memiliki kedamaian di Timur Tengah tanpa menembak dan membunuh semua orang,” ujar Trump.

Trump meramalkan bahwa Iran akan berusaha membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat jika dia terpilih kembali.

Baca Juga: Wapres Tuding Netralitas ASN Penyakit Lama Kambuhan, Ketua Bawaslu Kaitkan dengan Ancaman Atasan

“Saya pikir mereka ingin membuat kesepakatan,” katanya.

Sementara itu, gerakan organisasi Hamas yang bergabung dengan otoritas Palestina, mengutuk perjanjian UEA dan Bahrain dengan Israel sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler