Polisi Jerman Jadi Bahan Tertawaan Lawan 'Penyihir Lumpur', Pengunjuk Rasa Perluasan Tambang Batu Bara

17 Januari 2023, 15:08 WIB
Penyihir Lumpur mendorong seorang perwira polisi Jerman hingga terjatuh bersama anggota polisi anti huru-hara lainnya yang kesulitan bangun. /Metro.co.uk/Foto: Bild/


SABACIREBON - Sepasukan polisi Jeman mempermalukan diri sendiri ketika berjatuhan di kubangan lumpur saat mengamankan pemrotes perluasan tambang batu bara.

Rekaman aneh dari demonstran memperihatkan "Penyihir Lumpur" mendorong seorang perwira ke lumpur di tengah bentrokan yang kacau di Lutzerath, Jerman barat.

Perwira yang didorong demonstran berbaju khas penyihir harus terjungkal dan kesulitan untuk bangun lantaran lengketnya lumpur tersebut.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dituntut Hukuman Penjara Seumur Hidup. Ini Alasan Jaksa

"Penyihir" juga terlihat menepuk bahu salah satu petugas, dan mencoba menempelkan tanda di lumpur untuk mengejek situasi yang berlumpur dan lengket.

Beberapa polisi lainnya juga mengalami hal yang sama, berjatuhan sehingga kejadian yang akhirnya diunggah ke media sosial menjadi bahan tertawan dan candaan nitizen

Orang-orang di media sosial sebagian besar memuji "penyihir". Nitizen, Bill Covington mengatakan. "Pekerjaan Anda untuk hari ini selesai. Kerja bagus, Pak."

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Ciayumajakuning Hari Ini  Selasa 17 Januari 2023

Sementara Chris Zane berkata seolah menghitung skore; "Penyihir Lumpur" 1, Polisi Anti Huru Hara 0 '.

Greta Thunberg (20) menolak permintaan polisi untuk meninggalkan daerah itu, lapor surat kabar Jerman Bild.

Ketika dia datang hari Jumat dan Greta mengatakan, Jerman mempermalukan dirinya sendiri dengan memperluas tambang, lapor DW News.

Baca Juga: Taklukkan Vietnam, Thailand Juara Piala AFF 2022, Mengoleksi Juara Piala AFF Tujuh Kali

"Saya pikir sangat tidak masuk akal bahwa ini terjadi pada tahun 2023," kata Greta.

"Orang yang paling efektif sudah jelas, ilmunya jelas, bahwa kita perlu menyimpan karbon (batu bara) di tanah."

"Ketika pemerintah dan perusahaan bertindak seperti ini, secara aktif merusak lingkungan, membahayakan banyak orang, orang-orang maju."

"Ini hanya bagian dari gerakan iklim global dan kami berdiri bersama dalam solidaritas," ujar Greta, aktivis lingkungan.

Meskipun mendapat protes dari para pencinta lingkungan, desa tersebut tetap dibuka bagi perluasan tambang.

Ada beberapa demonstrasi di dekat lokasi dalam beberapa hari terakhir, dengan polisi terlihat bentrok dengan pengunjuk rasa.

Aktivis menduduki desa dalam upaya menghentikan perluasan, menggali terowongan dan membangun struktur dalam upaya menghambat kemajuan.

Tapi polisi diberi lampu hijau untuk membubarkan mereka, memicu konfrontasi.

Para pengunjuk rasa menuduh petugas polisi melakukan murni kekerasan, namun sebaliknya pihak berwenang mengklaim setidaknya 70 petugas mereka terluka.

Sembilan pengunjuk rasa dibawa ke rumah sakit, meskipun tidak ada yang terluka parah kata pihak berwenang.

Pernyataan itu dibantah oleh para pengunjuk rasa yang mengatakan beberapa telah terluka parah.

Rekaman di media sosial selama beberapa hari terakhir menunjukkan polisi berpakaian anti huru hara terjebak di lumpur sementara pengunjuk rasa melemparkan kotoran ke arah mereka.

Penduduk di desa itu pergi beberapa waktu lalu setelah diperintahkan pergi oleh pengadilan Jerman.

Pemerintah Jerman telah mengumumkan rencana untuk menghapus batu bara pada tahun 2030, lapor Sun , tetapi kebijakan itu berubah setelah invasi Rusia ke Ukraina.***

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Metro.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler