Takut Terinfeksi Covid-19, Suku Yanomami Kecam Kunjungan Militer Brasil dan Wartawan

3 Juli 2020, 18:01 WIB
Suku Amazon di Brasil: Militer Brasil telah mengirim pasokan alat pelindung dan obat-obatan pada masyarakat adat yang tinggal di Amazon untuk melacak Covid-19. / AFP/ Ricardo Oliveira/

PR CIREBON - Ketua masyarakat adat Yanomami di Brasil mengeluhkan kunjungan tentara ke wilayah mereka yang tertutup karena kedatangan orang luar justru meningkatkan risiko penularan virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Pasalnya, tentara tidak hanya membawa bantuan berupa obat-obatan dan pemeriksaan Covid-19 untuk masyarakat adat Yanomami. Pasukan militer Brasil turut membawa sekelompok wartawan.

Kejaksaan federal mengatakan mereka masih menyelidiki kunjungan tersebut.

Baca Juga: Dibully Sesama Anggota, Mina eks AOA Ungkap Dirinya Pernah Melakukan Percobaan Bunuh Diri

Kedatangan tentara diduga bertentangan dengan keinginan suku adat Yanomami yang ingin menjauh dari masyarakat Brasil. Kunjungan itu juga dinilai melanggar aturan jaga jarak.

"Kami tidak ingin jadi alat propaganda pemerintah. Kami tidak ingin orang luar datang ke sini hanya untuk mengambil foto anak-anak kami. Kunjungan mereka mengejutkan kami," kata Parana Yanomami, salah satu ketua adat, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Masyarakat adat Yanomami merupakan suku asli terakhir yang hidup dalam komunitas tertutup. Suku adat itu menempati wilayah cagar alam yang luasnya sama dengan luas negara bagian Indiana di Amerika Serikat.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Menjanjikan Sekolah Swasta Gratis?

Selama puluhan tahun, wilayah mereka telah dirusak oleh para penambang emas yang turut menularkan penyakit berbahaya ke masyarakat adat.

Roberto Yanomami, kepala komunitas Surucucu, mengatakan pemerintah datang tanpa berkonsultasi dengan ketua adat.

"Kami khawatir orang asing datang ke sini dan menyebarkan Covid-19. Orang Yanomami dipanggil ke markas tentara tanpa diberi penjelasan apapun," kata dia lewat pesan yang direkam lewat video. Ada sejumlah ornamen yang digambar dengan cat hitam dari buah Pohon Genipapo di wajah Roberto.

Baca Juga: Menjadi Wilayah yang Disengketakan, Pentagon Kritik Latihan Militer Tiongkok di Laut Cina Selatan

Sementara itu, Menteri Pertahanan Brazil Fernando Azevedo, yang memimpin kunjungan itu, mengatakan wabah berhasil ditanggulangi karena hasil pemeriksaan di komunitas adat Yanomami menunjukkan hasil negatif.

Namun, Dewan Kesehatan Yanomami, CONDISI, menyangkal pernyataan itu. Ia mengatakan lebih dari 160 orang Yanomami positif Covid-19 dan lima di antaranya meninggal dunia. Masyarakat adat Yanomami beranggotakan sekitar 27.000 orang.

Baca Juga: Nekat Hadiri Pesta dan Mengaku Menyesalinya, Seorang Pria Meninggal Usai Terjangkit Virus Corona

Dewan kesehatan meminta kejaksaan untuk menyelidiki kunjungan itu dan memeriksa penyerahan chloroquine, obat anti-malaria kontroversial yang dinilai dapat menyembuhkan Covid-19.

Pihak kejaksaan mengatakan tentara tidak melindungi komunitas adat Yanomami dari risiko penularan Covid-19.

Setidaknya, ada lebih dari 20.000 penambang emas ilegal yang diperkirakan masuk ke daerah masyarakat adat Yanomami di Brasil.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler