PR TASIKMALAYA - Sudan mengumumkan penemuan kubur massal yang diduga berisi siswa wajib militer yang terbunuh pada tahun 1998.
Kuburan peserta wamil itu ditemukan di Timur Khartoum dimana diduga para siswa terbunuh saat melarikan diri dari dinas milter di sebuah kamp pelatihan.
Baca Juga: Hindari Amukan Warga, Pelaku Pernikahan Sesama Jenis di Sulawesi Selatan Diamankan
Dikutip dari Reuters, Jaksa Penuntut Umum Sudan telah melakukan investigasi dan meduga bahwa tersangka merupakan orang yang tergabung dalam Pemerintahan Omar Al-Bashir.
Jaksa penuntut menjelaskan bahwa para peserta ditembak saat melarikan diri dari kamp El Eifalun karena ketakutan akan dikirm ke Sudan Selatan.
Baca Juga: Penyebar Video Hot Mirip Syahrini Dijerat 12 Tahun Kurungan Penjara
Pada saat itu, Sudan Selatan dikenal sebagai tempat rezim Islam Bashir yang bertempur dalam perang sipil dengan pemberontak.
Wajib militer itu pun tanpa adanya pelatihan dan peralatan yang lengkap, sehingga mereka hanya dikirim langsung ke hutan untuk berperang melawan Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA).
Baca Juga: Bakal Dibuat Jadi Santapan, Ratusan Kucing Dalam Kandang Berkarat Berhasil Diselamatkan
Para siswa diketahui geram dan menolak perintah tersebut karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarga.
Komandan dan instruktur wajib militer sering mengadakan konflik melawan SPLA, dimana disebut sebagai perang suci.
Baca Juga: Viral di Medsos, Pria Kulit Hitam Selamatkan Pria Kulit Putih dalam Aksi Protes Black Lives Matter
Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan akhirnya memenangkan kemerdekaan pada 2011 dan sepakat berdamai dengan rezim Bashir pada 2005.
Menyusul pemberontakkan rakyat, Bashir pun kini telah ditahan di penjara setelah ia digulingkan pada April 2019.***