PBB Bantah Tudingan Amerika Serikat Terkait Upaya Manfaatkan Pandemi Covid-19 Promosikan Aborsi

22 Mei 2020, 15:07 WIB
Aborsi/DOK. PR /

PIKIRAN RAKYAT - PBB pada Kamis, 21 Mei 2020 membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa badan dunia tersebut memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai peluang untuk mempromosikan akses menuju aborsi melalui respons kemanusiaan terhadap wabah global mematikan tersebut.

PBB sedang mengupayakan rencana penanganan Covid-19 senilai 6,7 miliar dolar AS atau sekira Rp 99,59 triliun.

PBB sejauh ini telah menerima satu miliar dolar AS atau sekira Rp 14,86 triliun, di mana sebanyak 172,9 juta dolar AS (sekitar Rp 2,57 triliun) didapatkan dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Lakukan Pelanggaran, Senator AS Berusaha Hukum Tiongkok karena Hong Kong

Data Reuters menunjukkan Covid-19 telah menginfeksi sekitar lima juta orang dan menyebabkan hampir 327.000 kematian di seluruh dunia.

"Tuduhan apa pun bahwa kami sedang memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai peluang untuk mempromosikan aborsi tidak benar.

"Saat kami mendukung layanan kesehatan, yang mencegah jutaan perempuan meninggal selama kehamilan dan persalinan dan melindungi masyarakat dari infeksi seksual menular, termasuk HIV, kami tidak berusaha mengesampingkan hukum nasional," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.

Baca Juga: Tiba di Gerbang Tol Cileunyi, 102 Kendaraan Pemudik Diminta Putar Balik

Dalam surat kepada Sekjen PBB Antonio Guterres pada Senin, penjabat Administrator USAID John Barsa mengatakan rencana badan dunia, yang diumumkan dua bulan lalu, menjadikan layanan kesehatan seksual dan reproduktif sama pentingnya dengan kerawanan pangan, layanan kesehatan esensial, gizi buruk, tempat tinggal dan sanitasi.

Washington telah lama menganggap 'layanan kesehatan seksual dan reproduksi' sebagai kode aborsi.

"PBB seharusnya tidak memanfaatkan krisis ini sebagai peluang untuk mendorong akses aborsi sebagai layanan esensial," tulis Barsa.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Warga Kediri Wajib Lapor ke RT Usai Berbelanja di Tengah Pandemi? Simak Faktanya

Barsa kemudian menambahkan bahwa 'hal paling mengerikan' dari rencana tersebut adalah 'menyerukan distribusi yang luas soal obat-obatan yang memicu aborsi dan persediaan aborsi, serta promosi aborsi'.

Rencana PBB adalah untuk membantu 63 negara, terutama di Afrika dan Amerika Latin, memerangi penyebaran dan destabilisasi dampak pandemi.

Guterres mengungkapkan keprihatinan tentang dukungan yang tidak memadai bagi negara miskin dan kurangnya kepemimpinan dari negara-negara besar dalam perang melawan virus corona.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler