Pandemi Covid-19 Ubah Kebiasaan dan Tradisi, Salah Satunya 'Revolusi Meja Makan' Tiongkok

3 Mei 2020, 15:29 WIB
ILUSTRASI budaya makan bersama di masyarakat Tiongkok.* /pexels

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 rupanya juga mengubah kebiasaan sebagian negara dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

Kebiasaan yang berubah kini datang dari Negara Tiongkok, di mana virus corona bermula.

Kebiasaan yang berubah tu dikatakan ada pada kebiasaan makan atau disebut dengan 'Revolusi meja makan', di mana kebiasaan itu mengubah tradisi lama kebiasaan makan orang Tiongkok.

Baca Juga: Terbawa Suasana Alur Cerita, Bolehkah Baper saat Nonton Drama Korea di Bulan Ramadhan?

Diberitakan dalam situs The Guardian, bahwa dulu orang Tiongkok terbiasa dengan gaya makanan bersama, di mana setiap orang memasukkan sumpit dan sendoknya ke makanan yang dihidangkan untuk banyak orang.

Namun kini, karena adanya wabah Covid-19, Pemerintah mengimbau agar warga menggunakan sumpit serta sendok untuk makanannya masing-masing.

Sehingga sumpit dan sendok yang sudah masuk ke mulut tidak dimasukkan lagi ke makanan yang akan dimakan secara bersama.

Setiap sendok dan sumpit itu harus disediakan dalam setiap lauk pauk yang sudah disajikan.

Baca Juga: Ahmad Zaki Sebut Kebijakan Perpu No.1 Tahun 2020 Soal Covid-19 Mengandung Hal Krusial

Pihak berwenang Tiongkok hingga kini terus meluncurkan kampanye agresif yang meyakinkan pengunjung untuk menggunakan alat penyajian yang dikenal sebagai gongkuai dan gongshao tersebut.

Pejabat juga menganjurkan untuk penyajian porsi terpisah untuk masing-maing pengunjung.

Hal ini tentu jauh dari tradisi orang Tiongkok yang cenderung memiliki kebiasaan makan 'gaya keluarga', di mana sebuah kelompok berbagi beberapa hidangan secara bersama.

Hal ini, disebut akan sulit untuk dilakukan, karena berbagi makanan adalah bagian penting dari kehidupan sosial Tiongkok dan merupakan tanda dari kedekatan.

Baca Juga: Ditutup karena Pandemi Corona, Seorang Penyusup Ditangkap Saat Berkemah di Disney World

Semantara gongkuai itu cenderung tidak dilakukan di Tiongkok, apalagi di rumah antar keluarga, teman, atau orang terdekat.

Bahkan meminta peralatan saji secara pribadi akan dirasa canggung atau bisa dianggap tidak sopan.

Hal ini pernah terjadi pada saat wabah SARS tahun 2002-2003, di mana kebiasaan tersebut mulai terkikis kembali karena kebiasaan tradisional yang sudah tercipta dari dulu.

Baca Juga: Kim Jong Un Muncul Kembali, Korea Selatan dan Korea Utara Baku Tembak di Pos Perbatasan

"Kendalanya adalah gagasan tradisional bahwa kita harus minum bersama dan makan bersama dan tidak menunjukkan jarak.

Gagasan semacam itu sangat mengakar dalam masyarakat Tiongkok dan juga di seluruh dunia," kata kata Q Edward Wang, penulis Chopsticks: A Cultural and Culinary History.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler