Sempat Diuji pada Hewan, Wanita asal AS Jadi Orang Pertama Penerima Vaksin Virus Corona

14 April 2020, 15:35 WIB
Relawan pertama yang mendapatkan suntiikan dosis vaksin COVID-19 AP via CBSNews /.*(ringtimesPRMN)

PIKIRAN RAKYAT- Vaksin untuk virus corona tengah gencar dibuat serta diujikan guna mengetahui ke efektifan untuk menangkal virus corona.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs New York Post, seorang wanita berusia 44 tahun yang berasal dari Seattle ini, menjadi orang sehat pertama yang menerima vaksin virus corona eksperimental.

Vaksin ini diberikan kepada ibu dari dua anak tersebut dengan cara disuntikan, hampir mirip seperti pemberian vaksin penyakit lainnya.

Baca Juga: Tak Tega Lihat Warga Kelaparan saat Lockdown, Pengusaha asal Vietnam Ciptakan ATM Beras

"Suntikan ini akan terasa seperti skin test (test alergi)," ujar peneliti kepada relawan di Kota Kansas, Missouri dikutip Foxnews.

Dr. Ervin dari Pusat Penelitian Farmasi mengungkapkan, ini merupakan percobaan terpenting yang pernah tim lakukan dan semua pihak sudah berusaha keras untuk bisa sampai di tahap ini.

Percobaan suntikan vaksin ini menggunakan kandidat vaksin yang dikembangkan Inovia Pharmaceuticals dari ketiga vaksin yang sudah ada saat ini dan juga akan diujicobakan pada waktu mendatang.

Baca Juga: Kawasan Wisata Raja Ampat Tutup, Kapal Pesiar Misterius Melintas Hebohkan Masyarakat

Penelitian dari Inovio menggunakan dua dosis vaksin, dengan kode INO-4800, yang akan diberikan kepada 40 peserta yang sehat di laboratorium penelitian Kota Kansas dan University Pennsylvania, Inovio bekerja sama dengan para peneliti Tiongkok memulai studi yang baru disana.

Orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin potensial adalah Jennifer Haller, ia berprofesi sebagai manajer operasional di sebuah perusahaan teknologi.

Ia mengatakan kedua anak remajanya menganggap apa yang dilakukan Haller merupakan sesuatu yang keren dan membanggakan, karena ia telah mengambil peran untuk membantu dunia menemukan vaksin virus corona terbaik.

Baca Juga: Kembali Terjerat Kasus, Aktor Tio Pakusadewo Ditangkap karena Narkoba

Sebagaimana diketahui, menemukan vaksin yang aman dan efektif guna mencegah infeksi SARS-CoV-2 ini adalah prioritas kesehatan masyarakat yang cukup mendesak.

"Ada banyak risiko yang akan didapatkan, tetapi saya orang yang benar-benar ingin mencobannya untuk dunia, karena manfaat yang akan diterima dunia jauh lebih besar dibanding ketakutan saya," ujar Haller.

Haller yang sedang mencoba menghilangkan ketakutan itu terus terus meminta untuk berbicara dengan keluarga dekatnya, sebab itu adalah sumber kekuatan bagi Haller.

Baca Juga: 4 Kereta Batal Berangkat, KAI DAOP 2 Bandung Hanya Layani 4 Perjalanan Jarak Jauh

Diketahui sebelumnya, vaksin ini hanya diujicobakan pada hewan dan Haller adalah manusia pertama yang bersedia mencobannya.

Haller tidak merasakan kesakitan berlebih ketika seorang pria bermasker dan sarung tangan biru (dokter, red.) memberinya sebuah suntikan vaksin.

Namun, ia hanya terkejut ketika rekaman Haller sedang disuntik beredar di media online bahkan di televisi, dengan mengaitkannya pada sosok Trump.

Disebutkan, bahwa iklan vaksin itu tengah menggembar-gemborkan kepemimpinan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump selama pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Selama Pandemi, Benarkah Jemaah Salat di AS Membeludak ke Jalanan?

Sementara itu, Haller mendapati dirinya merasakan suhu tubuhnya tinggi ketika bangun tidur di hari pertama setelah Haller mendapat suntikan vaksin tersebut.

Hari kedua, Haller merasa lengannya sakit seperti pegal akibat suntikan vaksin tersebut, namun semuannya baik-baik saja.

Lebih lanjut, pekan mendatang, uji coba akan mulai dilakukan dalam skala besar, sebanyak 44 orang dewasa telah mengunkap kesediaannya. Namun vaksin ini tidak instan atau cepat, melainkan terus dikaji hingga tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: Tak Memenuhi Persyaratan, Menkes Terawan Tolak Permohonan PSBB di Rote Ndao

Ilmuwan mengatakan, vaksin ini akan berhasil dan efektif dalam mematikan virus corona dalam tubuh, namun bukan untuk jangka waktu sekarang, melainkan baru bisa dipublikasikan atau diterapkan pada 2021 mendatang.

Sementara itu, Haller mengungkap bahwa ia akan selalu turut andil dalam fase untuk mendapatkan vaksin virus corona terbaik, sebagai bagian dari misi kemanusiaan Haller.

"Setiap kali kami mendapatkan vaksin, apa pun hasilnya, saya akan bangga menjadi bagian dari proses," ujar Haller.***

 
Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: New York Post Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler