Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Virus Corona, Dokter Ahli Bedah AS Imbau untuk Berhenti Menggunakan Masker Pelindung

3 Maret 2020, 11:55 WIB
ILUSTRASI penggunaan masker untu menghindari virus corona.* /Pixabay/geralt//

PIKIRAN RAKYAT - Wabah virus corona terus meningkat dan terus menambah korban terinfeksi hingga korban jiwa.

di Indonesia pun kini sudah ada kasus akibat virus corona yang menyebabkan dua orang warga positif terjangkit virus tersebut.

Bahkan di Tiongkok hingga Korea Selatan, korban masih saja terus bertambah. Hal ini tentunya menjadi ketakutan bagi warga akan datangnya virus corona.

Baca Juga: Masker Kian Sulit Dicari Usai Virus Corona Menjangkit Warga Indonesia, Pemerintah Ikut Bertanggung Jawab

Warga akhirnya memilih untuk memakai masker, karena beberapa orang menyebutkan bahwa masker bisa menghindari virus corona.

Namun dalam hal ini, Jenderal Ahli Bedah Amerika Serikat Jerome Adams mengatakan bahwa penggunaan masker wajah sebenarnya malah meningkatkan risiko seseorang untuk tertular virus corona.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk berhenti membeli masker, pada Sabtu 29 Februari 2020.

Sama seperti Jerome, Wakil Presiden Mike Pence juga mengatakan bahwa warganya tidak perlu untuk keluar rumah dan membeli masker sebagai wujud perlindungan mereka dari virus corona.

Dalam sebuah wawancara di Fox News, pada hari Senin, 3 Maret 2020, Jerome mengatakan penggunaan masker wajah dapat meningkatkan risiko terkena virus corona.

Baca Juga: KAGAMA Komitmen Bantu Pemerintah, Ganjar Pranowo Siap Kumpulkan Forum Lebih Besar untuk Atasi Corona

"Jika bukan pelayan kesehatan, penggunaan masker akan meningkatkan risiko terkena (virus corona, red.)," ujar Jerome dikutip dari Bussines Insider.

Ia mengatakan saat mereka membeli masker namun tidak tahu bagaimana cara menggunakannya, orang-rang akan cenderung lebiih banyak menyentuh bagian wajah mereka.

Hal ini bisa saja malah meningkatkan orang tersebut untuk terdampak virus yang mematikan itu.

Jerome juga mengatakan bahwa penggunaannya tidak efektif untuk masyarakat umum. Banyaknya orang yang membeli masker justru malah membahayakan posisi para profesional medis.

Dalam hal ini, para profesional media memiliki peran penting untuk mengatasi orang yang terkena virus corona. Oleh karenanya tenaga profesional lebih banyak membutuhkan pasokan masker.

Baca Juga: KAGAMA Komitmen Bantu Pemerintah, Ganjar Pranowo Siap Kumpulkan Forum Lebih Besar untuk Atasi Corona

Orang-oramng yang direkomendasikan untuk menggunakan masker hanya untuk orang yang memang memiliki gejala corona, dan orang-orang yang memang memiliki riwayat langsung dalam bersentuhan atau berdekatan dengan orang yang terpapar virus tersebut, contohnya seperti tenaga medis.

Apalagi saat ini, masker sangat sulit didapatkan karena lonjakan pengguna masker, sehingga tenaga medis merasa terancam dengan pasokan masker yang mulai menipis tersebut.

"Mereka tidak efektif dalam mencegah masyarakat untuk terjangkit #coronavirus, jika penyedia layanan kesehatan tidak bisa merawat pasien yang sakit (karena habisnya stok masker), maka mereka dan masyarakat luas akan berada dalam bahaya," ujar Jerome.

Ia mengatakan, hal penting yang harus dilakukan untuk menghadapi virus corona yakni dengan mencuci tangan setiap hari, jauhkan tangan dari wajah dan amati kebersihan dengan tepat.

Baca Juga: Ekonomi Terdampak Virus Corona, Anies Baswedan: Nomor Satu Adalah Keselamatan Warga

Dalam hal ini, masker bedah juga diproduksi dan sebelumnya disentuh olah tangan-tangan manusia, maka dari itu masker belum tentu higienis dan jika menyentuh permukaan wajah malah membuatnya meningkatkan risiko terkena virus.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Robert Redfield juga menyampaikan bahwa penggunaan masker memang tidak terlalu efektif.

Masker ini hanya diprioritaskan untuk perawat yang yang memiliki keawjiban untuk mengurus orang yang terjangkit virus semacam itu.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Bussines Insider

Tags

Terkini

Terpopuler