PIKIRAN RAKYAT – Wabah virus corona yang tengah menyerang daratan Tiongkok berhasil membuat warga Tiongkok secara mandiri memeriksakan tiap hadirnya gejala dari virus itu.
Namun, seorang warga Tiongkok justru tak pantang menyerah saat hasil tes corona selalu negatif tapi gejala yang dirasa masih terus ada, hingga ia melakukan tes sebanyak lima kali.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui situs World Of Buzz, seorang pria Tiongkok tak puas dengan berulang kali tes yang selalu dinyatakan negatif virus corona, tetapi sakitnya tak kunjung sembuh.
Pria bernama Zheng yang berasal dari Provinsi Fujian di Tiongkok ini akhirnya melakukan tes kelima kalinya dan pada tes terakhir ia dinyatakan positif virus corona oleh rumah sakit setempat.
Diketahui, Zheng sempat mengunjungi Wuhan dan memutuskan kembali ke rumahnya di Provinsi Fujian pada 22 Januari 2020. Ia menunjukkan kemungkinan gejala virus corona, seperti demam, hidung tersumbat, pilek, dan kelelahan.
Karena hasil tesnya selalu negatif, ia diputuskan untuk diberi perawatan medis biasa yang dapat meringankan gejala itu dan untuk membantu pulih kondisinya.
Baca Juga: Bagi Kaum Rebahan, Berikut 9 Cara untuk Dapat Bangun dari Tempat Tidur saat Depresi
Namun pada 29 Januari 2020, ia mendadak diputuskan untuk dikarantina setelah menderita sakit otot dan demam selama dua hari.
Aturan rumah sakit setempat yang mengetahui riwayat perjalanan yang dilakukan Zheng ke Kota Wuhan membuatnya menjadi pasien suspect corona, sehingga diduga Zheng telah tertular virus corona sebelumnya.
Hanya saja, ini belum menjadi keputusan final karena tes yang dilakukan Zheng tak kunjung berubah positif corona.
Baca Juga: Imbas Virus Corona yang Mematikan, Krematorium di Wuhan Klaim Bakar 100 Tubuh Setiap Hari
Inilah yang membuat pihak rumah sakit setempat tak bisa mengantisipasi hingga menunggu hasil tes berikutnya keluar. Ini juga tidak dapat mengindikasi bahwa virus dapat tidak terdeteksi selama tes tersebut.
Dokter setempat pun mengatakan bahwa ini bukan kasus pertama tentang tes yang terus negatif, sehingga hal yang harus difokuskan ialah tentang standardisasi dan akurasi tes untuk digunakan mendeteksi infeksi virus corona.***