Taliban Sebut Perempuan Tidak Perlu Berolahraga, Skuad Sepak Bola Putri Afghanistan Kabur ke Portugal

1 Oktober 2021, 21:40 WIB
Ilustrasi. Squad sepak bola putri Afghanistan kabur ke Portugal. /Pixabay/planet_fox

PR CIREBON - Sarah, seorang pesepakbola putri dari Afghanistan harus pergi dari negaranya di usianya yang masih 15 tahun.

Dirinya kini sudah aman di  Portugal dan berharap bisa mengejar mimpinya bermain sepak bola secara profesional.

Tinggal di Portugal, Sarah berharap bisa bertemu idolanya yakni striker bintang Cristiano Ronaldo.

Baca Juga: Begini Potret Rumah Harris Vriza yang Hampir Selesai Direnovasi

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Hindu, Sarah adalah salah satu dari beberapa pemain di tim nasional sepak bola putri Afghanistan yang melarikan diri dari negara mereka.

Hal ini dilakukan lantaran  mereka ketakutan dengan gerakan Islam garis keras Taliban setelah mengambil alih pemerintah Afghanistan pada Agustus lalu.

Portugal sendiri menjadi salah satu negara yang memberikan suaka kepada para pesepakbola muda.

Baca Juga: Tidak Ribet dan Tanpa Biaya, Yuk Intip Cara Perbaiki e-KTP yang Rusak! 

Sarah merasa sedih dan gemberi karena dirinya merasa bebas, wajahnya tersenyum lebar.

Bersama ibunya dan rekan satu timnya mereka mengunjungi Menara Belem yang terkenal di Lisbon, Portugal.

Sarah mengungkapkan ingin menjadi pesepak bola seperti Cristiano Ronaldo.

Baca Juga: Simak 6 Manfaat Kesehatan Teh Daun Kelor, Salah Satunya Membantu Mengobati Depresi!

“Mimpi saya adalah menjadi pemain bagus seperti Cristiano Ronaldo, dan saya ingin menjadi wanita bisnis besar di Portugal," kata Sarah.

Meski begitu, dia tetap berharap untuk kembali ke rumah suatu hari ketika dia bisa hidup bebas.

Ibunya ternyata telah mengalami langsung era pemerintahan Taliban sebelumnya yakni dari 1996 hingga 2001.

Baca Juga: Lagu Tema Utama Drakor 'Jirisan' Akan Dinyanyikan Jin BTS, Simak Informasinya!

Dia juga mengatakan kalau tidak yakin untuk kembali ke Afghanistan mengingat Taliban sudah menguasai penuh negara tersebut.

Para pemimpin Taliban telah berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan, tetapi di bawah pemerintahan pertama mereka kenyataannya tidak begitu.

Perempuan kala itu tidak dapat bekerja dan anak perempuan bahkan dilarang bersekolah.

Baca Juga: Daftar 52 Ponsel yang Tak Akan Bisa Gunakan WhatsApp, di Antaranya iPhone 6S dan Galaxy S3

Perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki ketika mereka meninggalkan rumah.

Seorang pejabat Taliban mengatakan kalau setelah pengambilalihan Afghanistan, perempuan kemungkinan besar tidak diizinkan untuk berolahraga karena ‘tidak perlu’ dan bisa berisiko tubuh mereka terekspos.

“Alasan kami mengambil misi ini (untuk mengevakuasi tim) adalah untuk memastikan mereka dapat bercita-cita dan memainkan olahraga yang mereka sukai,” ujar Kapten tim Nasional putri Afghanistan, Farkhunda Muhtaj.

Baca Juga: Tanggapi Tuduhan Pacarnya Halangi Niko Al Hakim, Rachel Vennya Minta Netizen Tak Termakan Hoaks

Setidaknya ada 80 orang mulai dari tim nasional putri dan anggota keluarga termasuk bayi berhasil mendarat di Portugal pada 19 September 2021.

Ketika Muhtaj muncul, gadis-gadis itu sangat gembira. Mereka berpelukan. Beberapa tidak bisa menahan air mata.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Hindu

Tags

Terkini

Terpopuler