Bahas Situasi Kesehatan Afghanistan dengan Taliban, WHO: Jika Sistem Runtuh, Lebih Banyak Nyawa akan Hilang

22 September 2021, 11:45 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bertemu dengan para pemimpin Taliban untuk membahas situasi kesehatan saat ini di Afghanistan. /Twitter.com/@DrTedros

PR CIREBON- Pada Selasa, 21 Seotember 2021, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus bertemu dengan para pemimpin Taliban di Afghanistan.

Diketahui, pertemuan Kepala WHO dengan Taliban itu untuk membahas situasi kesehatan saat ini di Afghanistan dan kebutuhan petugas medis di negara tersebut.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman India Today, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang tiba di Kabul, Afghanistan pada hari Senin itu, didampingi oleh Ahmed Al Mandhari, Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur.

Baca Juga: Indra Brasco Kerap Ditanya Soal Pekerjaan, Kesha Ratuliu: Stop Tanya Hal Sensitif!

kepala WHO pun menyampaikan pernyataan dalam cuitan di akun media sosial Twitter miliknya pasca pertemuan dengan Taliban tersebut.

"Direktur Al Mandhari dan saya bertemu dengan para pemimpin Taliban untuk membahas situasi kesehatan saat ini di Afghanistan dan kebutuhan petugas kesehatan Afghanistan untuk mencegah sistem kesehatan runtuh," ujarnya.

Lebih lanjut, dalam cuitan itu Kepala WHO mengatakan bahwa kesehatan merupakan pelayanan yang harus dilakukan setiap saat.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Hari Ini 22 September 2021: Hujan Ringan di Siang Hari dan Berawan di Malam Hari

"Jika sistem kesehatan Afghanistan runtuh, tragedi akan lebih buruk dan lebih banyak nyawa akan hilang," tuturnya.

"Kita bisa mencegah hal ini terjadi, bersama-sama," sambungnya.

Menurut pejabat menteri kesehatan Wahid Majrooh seperti dikutip oleh kantor berita TOLO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga diperkirakan akan berbicara dengan para pejabat di Kabul.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 22 September 2021: Aries, Taurus, dan Gemini Naiklah Lebih Awal

Pembicaan itu mengenai pemotongan bantuan Bank Dunia untuk sektor kesehatan Afghanistan dan kemungkinan untuk memulainya kembali.

Menurut Ahmadullah Wasiq, anggota Komisi Kebudayaan Kementerian Informasi dan Kebudayaan, kepala WHO juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Mullah Hassan Akhund, wakil menteri Mullah Baradar, dan pejabat menteri luar negeri dari kabinet sementara.

Setelah pengambilalihan negara oleh Taliban, WHO telah menyatakan keprihatinan atas akses ke layanan kesehatan kritis di Afghanistan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 22 September 2021: Cancer, Virgo, dan Leo Cobalah untuk Tidak Terjebak dalam Gosip

"Rakyat Afghanistan membutuhkan dukungan dan solidaritas hari ini lebih dari sebelumnya. Keuntungan dari 20 tahun terakhir tidak dapat dikembalikan," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Awal bulan ini, WHO mengatakan bahwa ratusan fasilitas medis di Afghanistan berisiko ditutup karena donor Barat yang membiayai mereka dilarang berurusan dengan pemerintah baru Taliban.

Sekitar 90 persen dari 2.300 fasilitas kesehatan di seluruh negeri mungkin harus ditutup segera minggu ini, direktur darurat regional badan kesehatan PBB, Rick Brennan, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Indra Brasco Kerap Ditanya Soal Pekerjaan, Kesha Ratuliu: Stop Tanya Hal Sensitif!

WHO berusaha mengisi kesenjangan dengan menyediakan pasokan, peralatan, dan pembiayaan ke 500 pusat kesehatan, tambahnya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: India Today

Tags

Terkini

Terpopuler