Bocah 3 Tahun di Australia Hilang Selama 3 Hari, Ditemukan Selamat dan Tengah Minum di Dekat Sungai

7 September 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi balita. Seorang bocah balita berusia 3 tahun di Australia ditemukan tengah duduk di sungai dan minum, setelah hilang selama 3 hari. /Pixabay/Esi Grünhagen

PR CIREBON – Seorang bocah berusia 3 tahun di Australia ditemukan sedang duduk di sungai dengan hanya mengenakan kaus dan popok.

Bocah Australia itu ditemukan setelah hilang selama 3 hari, tengah duduk di sungai dan menampung air di tangannya untuk minum pada Senin, 6 September 2021.

Ratusan orang telah mencari bocah Australia bernama Anthony "AJ" Elfalak itu, yang memiliki autisme dan non-verbal.

Baca Juga: Mengancam! Varian Mu Jadi Kekhawatiran Baru Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia

Ia hilang dari rumahnya yang berada di pedesaan terpencil keluarganya di dekat desa Putty, utara Sydney pada Jumat, 2 September 2021 malam.

Awak helikopter polisi melihatnya duduk di air dangkal di dasar sungai pada Senin, 6 September 2021 pagi waktu setempat.

Sungai itu terletak sekitar 470m dari rumahnya, menurut Inspektur Polisi Tracy Chapman.

Baca Juga: Bank Indonesia Tarik 20 Uang Rupiah Khusus dari Peredaran, Termasuk Pecahan Rp10 Ribu hingga Logam Rp100 Ribu

Sementara itu menurut petugas ambulans, bocah tersebut dalam kondisi baik tetapi dibawa ke rumah sakit untuk observasi.

Ayahnya, Anthony Elfalak, mengatakan AJ pernah digigit semut, mengalami ruam popok dan mengalami lecet.

“Ini keajaiban,” kata sang ayah kepada wartawan setelah dia dan istrinya, Kelly Elfalak, dipertemukan kembali dengan putra mereka.

Baca Juga: Cek Segera Daftar Penerima BLT Rp4,4 Juta untuk Anak Sekolah di Link cekbansos.kemenkes.go.id

“Dia hanya menempel pada ibu. Begitu dia mendengar ibunya, dia membuka matanya dan menatapnya dan tertidur,” katanya, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

AJ ditemukan di area yang telah digeledah sebelumnya. Polisi berasumsi dia menghabiskan seluruh waktunya di hutan.

Polisi menyebut bahwa kemampuan sang bocah untuk menemukan air minum merupakan faktor kunci dalam kelangsungan hidupnya karena bahaya dehidrasi. Suhu di daerah itu pada malam hari bisa turun hingga 6 derajat Celcius.

Baca Juga: Ungkap 5 Ciri Kepribadian dari Orang yang Lahir pada Bulan November, Apakah Anda Termasuk?

AJ sedang berlutut di sungai ketika seorang petugas Layanan Darurat Negara mencapainya dan meletakkan tangannya di bahu bocah itu, menurut Kepala Inspektur SES Simon Merrick.

“Petugas itu menyatakan bahwa dia (AJ) menoleh ke arahnya dengan senyum lebar di wajahnya yang tidak akan dia lupakan,” jelas Merrick.

Paramedis yang memeriksa AJ, Gerry Pyke, menggambarkannya sebagai ‘orang kecil’ yang selamat.

Baca Juga: Dituding Ada Penyalahgunaan PeduliLindungi, Kominfo Nyatakan Hoaks dan Sebut Hal Itu Tak Berdasar

“Kondisi AJ cukup luar biasa. Dia sangat, sangat berterima kasih. Aku bisa melihat itu di matanya,” tutur Pyke.

AJ tidur di ambulans setelah dia bertemu kembali dengan orang tuanya, lalu bangun dan terlihat lapar.

"Dia terbangun dalam sekitar tiga potong pizza dan pisang," kata Pyke.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler