PR CIREBON - Situasi di Timur Tengah tampaknya terus memenanas, mulai dari keadaan Afghanistan, sampai pertempuran Israel dengan Palestina.
Baru-baru ini, orang-orang Palestina telah melakukan aksi protes di perbatasan yang dibalas Israel dengan pengeboman di Gaza.
Tindakan tersebut tampaknya membuat Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett melakukan pertemuan dengan Presiden AS, Joe Biden.
Baca Juga: Di Tengah Kasus Pelecehan Seksual, Kris Wu Justru Dikabarkan Memiliki Seorang Putri Berusia 2 Tahun!
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, pertemuan antara petinggi Israel dan AS itu terjadi karena meningkatnya ketegangan dengan musuh bebuyutan mereka yakni Iran.
Meningkatnya ketegangan tersebut diketahui setelah tindakan Israel yang melakukan pemboman di Gaza setelah aksi protes orang-orang Palestina.
Perdana Menteri Israel itu dalam kunjungan kenegaraannya yang pertama sejak menjabat, dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat senior pemerintah AS.
Mulai dari Menteri Luar Negeri, Antony Blinken dan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, dan dengan Presiden AS, Joe Biden.
Dikabarkan bahwa pertemuan Perdana Menteri Israel adalah berfokus pada percakapan yang akan dilakukan dengan Joe Biden berkaitan dengan Iran.
Diantaranya membahas perencanaan dua hingga tiga tahun terakhir dalam program nuklir Iran.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar Kafein, Pecinta Kopi Harus Tahu!
Masalah lain juga akan dibahas, termasuk keunggulan kualitatif militer Israel, pandemi virus corona, dan soal ekonomi.
Perdana Menteri Israel itu dengan tegas menentang kemungkinan adanya kesepakatan nuklir baru antara Iran dan kekuatan dunia.
Dia juga mengatakan bahwa kesepakatan apa pun harus dibuat untuk mengerem agresi regional Iran.
Baca Juga: Pluralitas Kebudayaan pada Kereta Singa Barong Cirebon
Beberapa bulan terakhir telah terjadi serangkaian serangan terhadap pengiriman yang terhubung dengan Israel, yang diyakini telah dilakukan oleh Iran
Perdana Menteri Israel itu juga mengatakan kepada kabinetnya akan memberitahu Presiden AS untuk menghentikan Iran.
“Sekarang adalah waktunya untuk menghentikan Iran, untuk menghentikan hal ini dan tidak memasukkan kembali kesepakatan nuklir yang telah kedaluwarsa dan tidak relevan,” ujar Perdana Menteri Israel.
Baca Juga: BSU Sudah Dicairkan pada 2,1 Juta Pekerja, Menaker Ida Fauziyah Sampaikan Hal Ini
Gesekan antara Israel dan penguasa Hamas di Gaza telah meningkat dalam tiga bulan sejak serangan 11 hari tanpa henti Israel yang menewaskan 265 orang di Gaza, dan 13 di pihak Israel.
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai rekonstruksi Jalur Gaza diketahui telah gagal.
Hamas telah meluncurkan balon pembakar ke Israel dan menggelar demonstrasi di perbatasan.
Palestina mengatakan balon-balon itu bertujuan untuk menekan Israel agar melonggarkan pembatasan di Gaza dan mengizinkan bantuan mencapai wilayah itu.
Menghadapi pengunjuk rasa Gaza di sepanjang pagar pada hari Sabtu, 21 Agustus 2021, pasukan Israel menembak dan melukai 41 warga Palestina dan dua orang dikabarkan kritis.
Semementara itu, Palestina membalas menembak dan meluaki seorang tentara Israel dengan cedera serius.
“Ada pemerintahan baru di AS dan pemerintahan baru di Israel, dan saya membawa semangat kerja sama baru dari Yerusalem, dan ini bertumpu pada hubungan khusus dan panjang antara kedua negara,” ujar Perdana Menteri Israel.***