Pluralitas Kebudayaan pada Kereta Singa Barong Cirebon

- 25 Agustus 2021, 16:45 WIB
Wisatawan mengagumi kereta Singa Barong di Keraton Kasepuhan, Cirebon.
Wisatawan mengagumi kereta Singa Barong di Keraton Kasepuhan, Cirebon. /Cirebon Raya/Ani Nunung Aryani

PR CIREBON – Cirebon memiliki kisah perjalanan sejarah yang panjang. Beberapa peninggalan sejarah di masa lalu hingga kini masih dijaga kelestariannya.

Di antara berbagai peninggalan yang masih dilestarikan oleh Cirebon adalah Kereta Kencana Singa Barong.

Kereta Singa Barong merupakan kereta kencana peninggalan Keraton Kasepuhan Cirebon. Kereta kencana ini terdapat di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan yang diresmikan pada tahun 2017.

Baca Juga: Penelitian di Jepang Ungkap Bahwa Anjing Dapat Mengenali Orang yang Tidak Jujur

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari buku “Budaya Bahari; Sebuah Apresiasi di Cirebon” karya Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, M.S. Dkk, Kereta Singa Barong dibuat oleh Pangeran Losari pada tahun 1549 M, atas inisiatif Panembahan Pakungwati I yang diilhami oleh makhluk prabangsa.

Proses pengerjaannya dipimpin oleh Dalem Gebang Sepuh dan dipahat oleh Ki Nata Guna dari Desa Kaliwulu. Dinamakan Singa Barong karena yang memberi nama dan yang membuat dikerjakan bersama-sama.

Fungsi dari Kereta Singa Barong biasanya digunakan untuk upacara kebesaran dan kirab keliling kota setiap tanggal 1 Muharam dan menyambut tahun baru Islam.

Baca Juga: Ada Gemini hingga Aquarius, 4 Zodiak Ini Dikenal sebagai Orang yang Mudah Bergaul dengan Orang Baru

Sistem pengoperasian kereta ini dengan ditarik oleh empat ekor ‘kerbau bule’. Kereta Singa Barong terakhir kali digunakan oleh Sultan Sepuh XI pada tahun 1942, sebelum akhirnya dilestarikan di Museum Keraton Kasepuhan.

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x