WHO Kembali Desak Tiongkok untuk Berikan Data Mentah Awal Pandemi: Dapat Cerminkan Solidaritas Ilmiah

13 Agustus 2021, 11:30 WIB
Usai ditolak, WHO kembali meminta Tiongkok memberikan data mental awal pandemi serta akses ke laboratorium Wuhan. //Pixabay/Padrinan

PR CIREBON – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis, 12 Agustus 2021, kembali mendesak Tiongkok untuk membagikan data mentah dari kasus Covid-19 paling awal.

WHO berencana  untuk melakukan kembali penyelidikan asal pandemi dan merilis informasi untuk mengatasi teori kebocoran laboratorium Wuhan, Tiongkok, yang kontroversial.

Menurut WHO, sangat penting untuk mengungkap asal mula pandemi terburuk dalam satu abad yang dimulai di Wuhan, Tiongkok tersebut.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Jumat 13 Agustus 2021: ANTV, Trans 7, dan TV One

Hingga kini, Covid-19 yang telah menewaskan sedikitnya 4,3 juta orang dan menghancurkan ekonomi global sejak virus itu pertama kali terdeteksi pada Desember 2019.

Dalam menghadapi penolakan dari Beijing, badan kesehatan PBB menyerukan penyediaan semua data dan akses yang diperlukan sehingga rangkaian studi berikutnya dapat dimulai sesegera mungkin.

Setelah banyak penundaan, tim pakar internasional WHO pergi ke Wuhan pada Januari 2021 untuk menghasilkan laporan fase pertama, yang ditulis bersama dengan rekan-rekan mereka di Tiongkok.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 13 Agustus 2021: Capricorn, Aquarius, Pisces, Hal yang Paling Ditakuti Bisa Jadi Dibutuhkan

Laporan mereka yang dirilis pada Maret lalu tidak menarik kesimpulan tegas, melainkan ada empat hipotesis.

Laporan itu menyebut bahwa virus yang melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara adalah skenario yang paling mungkin, sementara kebocoran dari laboratorium virologi Wuhan sangat tidak mungkin.

Namun, penyelidikan menghadapi kritik karena kurangnya transparansi dan akses, dan karena tidak mengevaluasi teori kebocoran laboratorium lebih dalam.

Baca Juga: Ketua Fraksi PKS Sebut ‘IF’ Gentleman, Karena Mengundurkan Diri dari Kursi Anggota DPRD Kuningan!

Desakan WHO bulan lalu untuk tahap kedua penyelidikan dan melakukan audit pada laboratorium Wuhan membuat marah Beijing.

Wakil menteri kesehatan Zeng Yixin mengatakan rencana itu menunjukkan WHO tidak menghormati akal sehat dan arogansi terhadap sains.

Dalam sebuah pernyataan tentang memajukan studi fase dua, WHO bersikeras bahwa pencarian itu bukan  untuk menyalahkan siapa pun atau adanya unsur politik.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 13 Agustus 2021: Emosi Bisa Menjadi Pengganggu Cancer, Taurus Ada yang Menghalangi

"Rangkaian studi selanjutnya akan mencakup pemeriksaan lebih lanjut dari data mentah dari kasus paling awal dan serum dari kasus awal yang potensial pada 2019," kata WHO, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

"Akses ke data sangat penting untuk mengembangkan pemahaman kita tentang sains," tambahnya.

WHO mengatakan sedang bekerja dengan beberapa negara yang melaporkan deteksi SARS-CoV-2 dalam sampel dari spesimen biologis yang disimpan pada 2019.

Baca Juga: Klaim Magic Cube hingga Bundle Gratis Sekarang Juga! Kode Redeem FF Hari Jumat, 13 Agustus 2021

Misalnya, di Italia telah memfasilitasi evaluasi independen oleh laboratorium internasional, termasuk tes ulang buta sampel darah pra-pandemi.

“Berbagi data mentah dan memberikan izin untuk pengujian ulang sampel di laboratorium di luar Italia mencerminkan solidaritas ilmiah yang terbaik dan tidak berbeda dengan apa yang kami minta pada semua negara.

“Termasuk Tiongkok, untuk mendukung sehingga kami dapat memajukan studi asal-usul dengan cepat dan efektif," kata WHO.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Hari Ini, 13 Agustus 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Lakukan Hal yang Anda Tahu Bahwa Itu Benar

Setelah membaca laporan fase satu, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyimpulkan bahwa penyelidikan laboratorium virologi Wuhan belum berjalan cukup jauh.

Lama disebut sebagai teori konspirasi sayap kanan dan ditolak keras oleh Beijing, hipotesis tersebut telah mendapatkan momentum.

"Tiongkok dan sejumlah negara anggota lainnya telah menulis surat kepada WHO mengenai dasar untuk studi lebih lanjut dari 'hipotesis laboratorium' SARS-CoV-2," kata WHO.

Baca Juga: Anak Aktor Tom Hanks Jadi Bulan-bulanan Netizen, Unggah Video Anti Vaksin Covid-19

"Mereka juga menyarankan studi asal telah dipolitisasi, atau bahwa WHO telah bertindak karena tekanan politik.

"Untuk mengatasi 'hipotesis lab', penting untuk memiliki akses ke semua data dan mempertimbangkan praktik terbaik ilmiah dan melihat mekanisme yang sudah dimiliki WHO," tandas badan PBB itu.

Ia menambahkan bahwa menganalisis dan meningkatkan keselamatan dan protokol laboratorium termasuk di Tiongkok, penting untuk keselamatan dan keamanan bersama.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler