Cegah Penyebaran Virus Marburg, WHO Sebut 155 Orang Berada di Bawah Pengawasan Otoritas Kesehatan Guinea

11 Agustus 2021, 13:15 WIB
Ilustrasi. WHO mengungkapkan bahwa 155 orang yang diduga melakukan kontak dengan kasus positif virus Marburg telah terlacak pihak kesehatan Guinea. /REUTERS/Sumaya Hisham

PR CIREBON – Virus Marburg baru-baru ini ditemukan di Guinea, Afrika Barat, yang menurut WHO berpotensi untuk menyebar secara luas.

Oleh karena itu, WHO memperingatkan otoritas kesehatan di Guinea untuk segera mengatasi penyebaran virus Marburg tersebut.

Pejabat WHO pada Selasa, 10 Agustus 2021, mengungkapkan bahwa otoritas kesehatan di Guinea telah mulai melacak dan mencoba mengatasi penyebaran virus Marburg.

Baca Juga: Ceritakan Putri Tanjung yang Kaget Terima Telpon dari Menparekraf, Sandiaga Uno: Ternyata Kamu...

Pihak kesehatan Guinea kini sedang memantau 155 orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus terkonfirmasi penyakit virus Marburg.

Virus Marburg dilaporkan merupakan demam berdarah yang sangat menular, mirip dengan Ebola.

Kasus Marburg, yang menurut WHO adalah yang pertama di Afrika Barat, dikonfirmasi di Gueckedou di Guinea tenggara.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 11 Agustus 2021: Aquarius Antusias, Pisces Seimbang, dan Aries Untung

Wilayah ini adalah asal dari wabah Ebola Afrika Barat 2014-2016, yang paling mematikan dalam sejarah, dan mengalami lonjakan singkat kasus Ebola tahun ini.

Georges Ki-Zerbo, kepala negara WHO di Guinea, mengatakan Marburg telah beredar di hewan, terutama kelelawar, di Guinea selatan dan tetangga Sierra Leone dan Liberia.

Patogen cenderung berpindah dari hewan ke manusia di wilayah tersebut karena interaksi yang erat, terutama dalam berburu dan memakan daging dari alam liar.

Baca Juga: Rizky BIllar Ungkap Lesti Kejora sebagai Wanita Salihah, Venna Melinda Justru Minta Ini pada Verrel Bramasta!

"Tidak ada kasus sekunder yang diketahui. Kontak telah dilacak, dan 155 orang berada di bawah pengawasan selama tiga minggu," kata Ki-Zerbo dalam sebuah wawancara, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

"Ini adalah pengawasan aktif. Kontak diisolasi dari anggota keluarga lainnya. Mereka dikunjungi setiap hari untuk diperika potensi gejalanya," ia menambahkan.

Marburg dan Ebola terkait erat dan penularan antar manusia biasanya melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Hari Ini Rabu, 11 Agustus 2021, Cancer dan Leo Perlu Bicara dengan Pasangannya

Guinea dinyatakan bebas dari Ebola dua bulan lalu, menyusul wabah yang menewaskan 12 orang.

Tingkat kematian Marburg dalam wabah beberapa tahun lalu bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen dari mereka yang terinfeksi.

Tetapi Ki-Zerbo mengatakan Guinea lebih siap untuk menangani wabah daripada ketika Ebola menyerang pada tahun 2014.

Baca Juga: Warga Kota Cirebon Dapat Pesan Bantuan Donasi Tempat Ibadah, Ini Penjelasan Wakil Walikota Eti Herawati

Penemuan kasus Marburg juga menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mendeteksi infeksi tersebut.

"Guinea telah membangun sistem keamanan kesehatan yang kuat sejak wabah Ebola terakhir pada 2014 hingga 2016," ujarnya.

"Secara global, pendekatan untuk memerangi Marburg tidak akan berbeda dengan Ebola. Satu-satunya perbedaan adalah tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus ditujukan untuk virus ini. Hanya perawatan suportif yang tersedia," pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler