Tanggapi Rencana Pembunuhan Duta Besar Myanmar untuk PBB, AS: Pola yang Mencemaskan dari Pemimpin Otoriter

8 Agustus 2021, 15:00 WIB
Duta besar AS untuk PBB mengomentari terkait rencana pembunuhan duta besar Myanmar untuk PBB, sebut pola mencemaskan pemimpin otoriter. /Reuters/Mike Segar/REUTERS

PR CIREBON – Amerika Serikat (AS) mengutuk rencana penyerangan duta besar Myanmar untuk PBB di New York, yang berhasil digagalkan.

Menurut AS, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, rencana pembunuhan duta besar Myanmar untuk PBB itu sesuai dengan apa yang disebutnya sebagai ‘pola yang mencemaskan’.

AS menyebut bahwa rencana pembunuhan duta besar Myanmar untuk PBB adalah salah satu yang dilakukan oleh para pemimpin otoriter dan pendukung mereka yang berusaha menganiaya lawan di seluruh dunia.

Baca Juga: Pelajaran Hidup yang Keras bagi 3 Zodiak Berikut Mulai Minggu Ini, Gemini Jangan Menghindar!

Sebelumnya telah diberitakan bahwa dua warga negara Myanmar telah ditangkap di negara bagian New York karena bersekongkol dengan seorang pedagang senjata di Thailand.

Pedagang itu menjual senjata kepada militer Myanmar untuk membunuh atau melukai duta besar negara tersebut untuk PBB, menurut pihak berwenang AS.

Duta besar Kyaw Moe Tun, yang mewakili pemerintah sipil terpilih Myanmar, sempat mengatakan bahwa ancaman telah dibuat terhadapnya dan pihak berwenang AS telah meningkatkan keamanannya.

Baca Juga: Astrologi Sebut Selasa Jadi Hari Baik Scorpio, Berikut Angka hingga Warna Keberuntungan Sagitarius dan Libra

“Ancaman itu sesuai dengan pola mencemaskan para pemimpin otoriter dan pendukung mereka yang menjangkau seluruh dunia untuk menganiaya dan menekan jurnalis, aktivis, dan orang lain yang berani berbicara atau melawan," ujar Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB.

Thomas-Greenfield mengutip Krystsina Tsimanouskaya, seorang atlet Belarusia yang menolak pulang dari Olimpiade Tokyo dan mencari perlindungan di Polandia.

Duta besar AS untuk PBB itu juga menyebut rencana yang digagalkan oleh beberapa orang Iran untuk menculik seorang jurnalis New York dan aktivis hak yang kritis terhadap Iran.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan, 9–15 Agustus 2021: Libra, Scorpio dan Sagitarius, Bersiaplah untuk Fase Baru

"Ini hanya tindakan represi transnasional terbaru. Mereka harus menghadapi kecaman dari dunia dan dengan pertanggungjawaban penuh dan pasti," tutur Thomas-Greenfield dalam sebuah pernyataan.

Jaksa AS mengatakan bahwa mereka telah mendakwa dua warga negara Myanmar dalam sebuah rencana untuk menyerang duta besar negara itu untuk PBB, Kyaw Moe Tun.

Kyaw Moe Tun sendiri merupakan seorang pendukung keras gerakan demokrasi yang telah menolak perintah militer untuk mundur.

Baca Juga: Gagalkan Aksi Begal, Polisi Beri Penghargaan Pedagang Mainan Ini: Anak Muda yang Berjasa

Dalam dugaan konspirasi yang digagalkan oleh penyelidik AS, dua warga Myanmar itu berbicara tentang mempekerjakan pembunuh bayaran yang akan memaksa Kyaw Moe Tun untuk mengundurkan diri atau, jika dia menolak, akan dibunuh.

“Dua orang itu berkomplot untuk melukai atau membunuh duta besar Myanmar untuk PBB dalam serangan yang direncanakan terhadap seorang pejabat asing yang akan terjadi di tanah Amerika", kata Audrey Strauss, pengacara AS untuk distrik selatan New York.

Tersangka Phyo Hein Htut, 28, dan Ye Hein Zaw, 20, didakwa di pengadilan federal di Westchester dengan tuduhan di mana mereka dapat dijatuhi hukuman hingga lima tahun penjara.

Baca Juga: Brunei Darussalam Terapkan Langkah Jarak Sosial Lebih Ketat Usai Laporkan Kasus Lokal Pertama dalam 15 Bulan

Masih belum jelas jika ada hubungan para tersangka dengan pemerintah militer, yang pada 1 Februari menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler