Berbeda dari Inggris, PM Jacinda Ardern Sebut Selandia Baru Tidak akan 'Belajar Hidup' dengan Covid-19

8 Juli 2021, 14:20 WIB
Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebut 'bejar hidup' dengan Covid-19 bukan sesuatu yang ingin diterima di Selandia Baru. /Instagram.com/@jacindaarden

PR CIREBON- Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern telah memutuskan hubungan dengan beberapa rekan internasionalnya dan menyatakan Selandia Baru tidak akan 'belajar untuk hidup' dengan pandemi Covid-19.

Diketahui sebelumnya, banyak pemimpin dan pejabat kesehatan telah mendesak gagasan nol kasus Covid-19 dan bersikeras itu pada dasarnya akan seperti flu di tahun-tahun mendatang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan rencana untuk membatalkan aturan jarak sosial pencegahan Covid-19 pada 19 Juli mendatang.

Baca Juga: Uya Kuya dan Keluarga Meminta Maaf, Denise Cadel Sebut itu Hanya Pencitraan: Maaf Ditolak!

Sementara banyak yang menyambut baik langkah itu, Boris Johnson mengatakan Inggris harus 'belajar untuk hidup' dengan Covid-19 dan memperingatkan kita bisa segera melihat hingga 50.000 kasus sehari dan lebih banyak kematian.

Boris Johnson menambahkan bahwa Inggris 'harus mendamaikan diri' dengan gagasan bahwa Covid-19 tidak akan dihilangkan.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman LAD Bible, tetapi mitra Kiwi Boris Johnson, tidak berpikir bahwa situasi itu dapat diterima oleh warganya dan tidak akan mengikutinya.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 8 Juli 2021: Capricorn Ambil Resiko, Scorpio dan Sagitarius Ada Kesuksesan

Selama konferensi pers, Jacinda Ardern ditanya tentang pendekatan Inggris terkait penanganan Covid-19.

"Negara yang berbeda mengambil pilihan yang berbeda. Prioritas bagi saya adalah bagaimana kita terus melestarikan apa yang telah berhasil diperoleh Selandia Baru dan memberi diri kita pilihan, karena virus ini belum selesai dengan dunia," tutur Jacinda Ardern.

Menteri Tanggap Covid-19 negara itu, Chris Hipkins, menambahkan itu bukan sesuatu yang ingin diterima di Selandia Baru.

Baca Juga: Nia Ramadhani Trending di Twitter Akibat Dugaan Kasus Narkoba, Netizen: Kebahagiaan Apa Lagi yang Kau Cari?

“Salah satu hal yang sangat jelas dari pemerintah Inggris adalah bahwa akan ada lonjakan kasus, berpotensi ribuan kasus per hari. Akan ada lebih banyak orang yang meninggal," tutur Hipkins.

"Kita cenderung melihat lebih banyak perubahan bertahap daripada perubahan dramatis di mana kita bangun pada suatu pagi dan berkata 'Kita kembali ke keadaan sebelum Covid-19'," sambungnya.

Pihak berwenang Kiwi juga mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan takut untuk membatasi jumlah penerbangan dari Inggris jika jumlah kasus mulai meningkat.

Baca Juga: Ditangkap Polisi, Berikut Profil Nia Ramadhani dan Rekam Jejak di Dunia Hiburan Tanah Air

Selandia Baru dengan cepat melakukan itu ketika India mengalami wabah besar Covid-19 dan Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield mengatakan mereka akan mengawasi situasi dengan cermat.

"Jika mereka mendapatkan peningkatan kasus, kami akan mengawasi dengan cermat apa artinya risiko orang yang bepergian dari Inggris dan itu akan menginformasikan keputusan kami di sini," katanya.

Sementara itu, Selandia Baru terus bergerak menuju dunia gaya tanpa kasus, Australia bergerak lebih ke arah Inggris.

Ketika mengungkapkan peta jalan empat langkah negara itu keluar dari pandemi, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan Aussies harus memperlakukan Covid-19 seperti 'penyakit menular lainnya'.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Lad Bible

Tags

Terkini

Terpopuler