Kesal dengan Warga yang Ogah Divaksin, Presiden Filipina Rodrigo Duterte: Saya Akan Kirim Kalian ke Penjara!

23 Juni 2021, 09:45 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam warga yang ogah divaksin untuk dikirim ke penjara dan menyebut mereka keras kepala. /Reuters

PR CIREBON – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengeluarkan ancaman akan mengirim orang ke penjara jika menolak untuk divaksinasi Covid-19.

Presiden Duterte menyatakan ancamannya tersebut dalam pidato bahasa Tagalog bagi semua warga Filipina.

Pemerintahan Presiden Duterte menempatkan kontrol perbatasan Filipina pada kewaspadaan tinggi atas kasus baru varian virus Delta penyebab Covid-19.

Baca Juga: 6 Cara Mengambil Gambar dan 12 Langkah Mengedit Foto Lewat HP Android

Hingga saat ini, Filipina termasuk salah satu negara Asia Tenggara dengan kasus Covid-19 yang tinggi, yakni lebih dari 1,3 juta kasus dan 23.000 kematian

“Kalian dapat memilih: Mendapatkan vaksin atau saya akan mengirim kalian ke penjara,” kata Duterte, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Filipina memulai program vaksinasinya pada bulan Maret lalu, tetapi ada laporan tentang jumlah vaksinasi yang rendah di beberapa pusat di negara itu.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 23 Juni 2021: Libra, Scorpio, dan Sagitarius Saat yang Tepat Untuk Melakukan Sebuah Kesepakan

Meskipun demikian, orang-orang Filipina juga dilaporkan berebut untuk mendapatkan pasokan suntikan Pfizer BioNtech yang terbatas.

Mengakui bahwa dia semakin jengkel dengan apa yang ia sebut sebagai orang-orang bodoh yang menolak untuk divaksinasi, Duterte kemudian mengancam akan menyuntik mereka dengan suntikan yang ditujukan untuk babi.

"Kalian semua keras kepala," tegas Duterte marah.

Baca Juga: Inggris Resmi Terapkan Paspor Vaksin Covid-19, Pemiliknya Bisa Bepergian Tanpa Penyekatan dan Karantina

Duterte juga sebelumnya mengancam akan menembak warga Filipina yang ditemukan melanggar pembatasan penguncian wilayah selama pandemi.

Sejak ancaman itu, ada beberapa kasus dugaan pelanggar yang dibunuh oleh pihak berwenang, termasuk seorang pria tua dan seorang mantan tentara, yang menderita gangguan stres pasca-trauma.

Dari perkiraan 110 juta penduduk negara itu, hanya sekitar 1,95 persen yang divaksinasi penuh pada hari Senin, menurut pelacak vaksin, Herd Immunity PH.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 23 Juni 2021: Aries, Taurus, dan Gemini Dapat Tumbuh Melampaui Harapan Anda

Menurut laporan terpisah oleh pemerintah, 8,4 juta dosis vaksin telah diberikan. Setidaknya 6,2 juta orang telah menerima dosis pertama mereka, sementara 2,15 juta orang telah divaksinasi lengkap.

Hingga Senin, Filipina telah melaporkan 1,3 juta kasus virus Corona, dengan hampir 56.000 masih aktif.

Banyak kasus baru dikaitkan dengan lonjakan infeksi di kubu politik Duterte di Mindanao. Lebih dari 23.700 telah meninggal, termasuk 138 pada Senin lalu.

Baca Juga: Tes Kepribadian Menurut Bentuk Hidung, Kreatif atau Cerdas?

Duterte mengatakan bahwa mereka yang menolak untuk disuntik vaksin harus meninggalkan Filipina dan pergi ke India atau Amerika Serikat.

Pemerintah telah menggunakan insentif untuk mendapatkan suntikan Covid-19, termasuk memberikan ternak.

Namun pernyataan terbaru presiden itu langsung menuai kecaman dari para praktisi kesehatan Filipina.

Baca Juga: Beri Dukungan untuk Jerinx SID, Nora Alexandra: Saya Setuju dengan Niat Baiknya

Harold Chiu, seorang spesialis endokrinologi di Rumah Sakit Umum Filipina di Manila, mengatakan bahwa memaksa dan memenjarakan orang karena menolak intervensi adalah bentuk melawan otonimo pasien.

“Saya mendorong semua orang untuk divaksinasi karena vaksin berfungsi dan mencegah kita terkena Covid-19 yang parah,” ujarnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler