PR CIREBON - Setidaknya terdapat 122 anak-anak, termasuk anak berusia satu tahun, telah terbunuh selama 'perang melawan narkoba' oleh Presiden Rodrigo Duterte di Filipina.
Menurut sebuah laporan, banyak anak-anak yang telah dengan sengaja ditembaki dan dijadikan sasaran sebagai proksi dalam aksi yang dicanangkan oleh Presiden Duterte.
Studi tersebut dilakukan oleh Organisasi Dunia Menentang Penyiksaan, menambah seruan yang semakin meningkat bagi dewan HAM PBB untuk membentuk penyelidikan independen terhadap pelanggaran yang dilakukan di bawah Duterte.
Baca Juga: Dunia Harus Bersiap, WHO Peringatkan Hal Terburuk dari Pandemi Covid-19 Belum Terjadi
Kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa puluhan ribu orang mungkin telah tewas akibat pembunuhan di luar hukum selama operasi anti-narkoba yang diluncurkan setelah pemilihan Duterte pada tahun 2016.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian, laporan tersebut meneliti kematian anak-anak antara Juli 2016 dan Desember 2019, melaporkan bahwa polisi bertanggung jawab atas lebih dari setengah pembunuhan yang didokumentasikan.
Sementara itu, yang lain melibatkan orang-orang yang tidak dikenal, sering memakai topeng atau kerudung, yang beberapa di antaranya diduga memiliki hubungan dengan polisi.
Baca Juga: Berikut 5 Alasan Mengapa Tidak Boleh Meninggalkan Karir demi Hubungan Asmara
Laporan itu menyebut bahwa beberapa anak dengan sengaja dibunuh, polisi berpotensi menargetkan mereka yang telah menyaksikan pembunuhan lain, atau mengklaim bahwa mereka bertindak untuk membela diri.