Kenaikan Kasus di Tengah Gelombang Kedua Covid-19, Argentina Kini Berjuang Lawan Krisis Ekonomi dan Kesehatan

28 Mei 2021, 18:30 WIB
Presiden Argentina, Alberto Fernandez. /Twitter.com/@alferdez

PR CIREBON - Pandemi Covid-19 rupanya berdampak pada aspek kesehatan dan ekonomi negara Argentina.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari laman Al Jazeera, orang yang berada di jalan-jalan Buenos Aires Argentina sibuk mencari potongan-potongan karton yang bisa kembali dijual.

Hal ini dilakukan beberapa masyarakat Argentina demi mendapatkan uang tunai di tengah masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ekonomi dan Sistem Perbankan Lumpuh, Warga Myanmar Kini Kekurangan Makanan: Semuanya di Luar Kendali

Salah seorang warga bernama Gabriel Martinez berusia 34 tahun bahkan telah mengoleksi kardus untuk mencari nafkah.

Hal ini dilakukan Gabriel Martinez sejak ia berusia 19 tahun. Ia tinggal di pinggiran ibu kota tepatnya di sebuah kamar yang mereka sewa di depot Buenos Aires.

Ia menjual kardus dagangannya, sehingga mereka dapat memulai lebih awal dan mengulanginya besok.

Baca Juga: Lirik Lagu Je T'aime dan Terjemahan Bahasa Indonesia - Joy Red Velvet

"Itu buruk. Karena tidak ada apa-apa di jalanan. Kami berjalan berjam-jam, dari jam lima pagi sampai tengah malam,” kata Gabriel Martinez.

“Ada lebih banyak orang yang mencoba bertahan hidup di sini sekarang,” sambungnya.

Kota Metropolis yang bergemuruh itu kembali teredam ketika Argentina mencoba menjinakkan gelombang kedua Covid-19 yang lebih buruk dari yang pertama.

Tahun lalu, Argentina menjaga penularan relatif rendah dalam penguncian ketat yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Itu memungkinkan pemerintah untuk memperkuat sistem perawatan kesehatannya, tetapi menghancurkan ekonomi yang lemah.

Selain itu juga menimbulkan beban emosional yang keras pada masyarakat.

Baca Juga: Akibat Kehabisan Makanan, Tikus di Australia Saling Memakan Satu Sama Lain dan Sebabkan Kebakaran

Sekarang, setelah musim panas pembatasan yang longgar namun terdapat varian Covid-19 baru.

Hal ini menimbulkan adanya jumlah infeksi dan kematian yang melonjak secara eksponensial.

Unit rumah sakit penuh sesak ketika petugas kesehatan yang kelelahan memohon kepada publik untuk memerhatikan peringatan tentang jarak dan untuk mengambil tindakan pencegahan.

Baca Juga: Dibintangi Banyak Idola, Penulis Webtoon Imitation Berbagi Kisah Saat Tahu Karyanya Dijadikan Drakor

Di provinsi Buenos Aires, pemerintah telah mulai memproduksi tabung oksigen sendiri untuk menghadapi kekurangan yang membayangi.

Pengiriman vaksin sedang berdatangan, tetapi seperti halnya banyak negara di Amerika Latin, kampanye berjalan lambat di tengah persaingan global yang ketat.

Sekitar 20 persen dari populasi telah menerima suntikan pertama mereka.

Baca Juga: Menyelami Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Inilah Kronologi dan Sejarahnya

"Sistem sedang runtuh," tulis Dr Emmanuel Alvarez dalam surat terbuka bulan lalu yang berjudul "teriakan putus asa dari conurbano".

Perlu diketahui, lingkaran kota berpenduduk padat dan sebagian besar kelas pekerja di sekitar ibu kota.

"Yang runtuh adalah rekan kerja kami yang meninggal, semakin banyak pasien muda berusia antara 30 dan 50 tahun yang diintubasi dan lepas kendali, strain mutan yang beredar, jumlah tertinggi anak-anak yang dirawat di rumah sakit," paparnya.

Baca Juga: Caesar Hito Ulang Tahun ke-28, Felicya Angelista Beri Kejutan dan Kado: Maunya Harus Aku Duluan yang Ucapin

"Mereka adalah ambulans yang berdiri di pintu klinik menunggu tempat tidur yang tidak akan datang dan tabung oksigen yang akan habis. Orang mati di rumah, di jalan, orang mati yang akan mati tanpa alat bantu pernapasan," sambungnya.

Tiga minggu kemudian, pada 19 Mei, Argentina mencatat rekor 39.652 kasus harian Covid-19.

Sejak awal pandemi Covid-19, negara terbesar ketiga di Amerika Selatan, dengan populasi 45 juta, telah mencatat lebih dari 3,6 juta kasus, dan lebih dari 75.000 kematian.

Baca Juga: Rasa Trauma Anda Akan Terungkap dengan Memilih Salah Satu Gambar yang Paling Menarik Perhatian

“Kami sedang menghadapi momen terburuk sejak pandemi dimulai,” tegas Presiden Alberto Fernandez dalam pidato nasional.

Di momen yang bersamaan, pihaknya mengumumkan adanya penutupan baru. Sebab, situasi saat ini sangat serius di seluruh negeri.

Karantina ini tidak separah yang terjadi pada tahun 2020. Orang-orang diperbolehkan keluar-masuk di dekat rumah mereka dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore untuk membeli kebutuhan pokok atau berjalan-jalan.

Baca Juga: Lowongan Kerja Pramugari dan Pramugara Lion Air Group, Pendidikan Minimal SMA, SMK, Paket C!

Di beberapa yurisdiksi, toko dan restoran buka untuk layanan jendela. 

Tetapi semua pertemuan sosial di dalam atau di luar ruangan dilarang. Gereja, tempat hiburan, dan gedung sekolah ditutup.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler