Asosiasi Pers Tuntut Tanggung Jawab Israel Soal Pengeboman Kantor Berita, Benjamin Netanyahu: Target yang Sah

17 Mei 2021, 10:15 WIB
Asosiasi Pers Asing (FPA) dan Owner al-Jalaa, Jawad Mahdi, menuntut Pemerintah Israel bertanggung jawab atas pengeboman gedung Menara al-Jalaa yang di dalamnya terdapat kantor berita media internasional. /Reuters

PR CIREBON — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpaling dari rentetan kritik dan tuntutan tanggung jawab terhadap pemboman Israel atas gedung Menara al-Jalaa bertingkat yang menampung kantor berita media internasional, termasuk Al Jazeera, di Gaza, Sabtu 15 Mei 2021.

Benjamin Netanyahu berbicara kepada CBS's Face the Nation, selaku Perdana Menteri Israel menyebut "target yang sangat sah".

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, Minggu 16 Mei 2021, Benjamin Netanyahu mengklaim dengan tudingan bahwa gedung Menara al-Jalaa tersebut menampung intelijen untuk organisasi teroris Palestina (Hamas), yang dituduhkannya merencanakan dan mengatur serangan teror terhadap warga sipil Israel.

Baca Juga: Prediksi Shio 17 Mei 2021: Shio Monyet, Ayam Jago, Anjing, dan Babi, Tak Perlu Kemewahan untuk Rasa Nyaman

Tapi, dia tidak menunjukkan bukti apa pun dari klaimnya yang mengatakan bahwa Israel menyerang dan menghancurkan gedung Menara al-Jalaa yang di dalamnya terdapat kantor berita media internasional itu adalah "target yang sangat sah".

Kendati demikian, saat Benjamin Netanyahu ditanya apakah dia telah memberikan bukti kehadiran Hamas di gedung tersebut?

Melalui panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden, Benjamin Netanyahu berkata, "Kami menyebarkannya melalui orang-orang intelijen kami."

Baca Juga: Prediksi Shio Senin, 17 Mei 2021: Peruntungan Shio Tikus, Kerbau, Macan, dan Kelinci, Ambil Langkah Efektif

"Kami menargetkan organisasi teroris yang menargetkan warga sipil kami dan bersembunyi di belakang mereka, menggunakan mereka sebagai perisai manusia," tambahnya.

Menara al-Jalaa, yang juga menjadi kantor-kantor berita AS Associated Press (AP) dan outlet lainnya, dihancurkan oleh serangan angkatan udara Israel pada hari Sabtu, 15 Mei 2021.

Asosiasi Pers Asing (FPA) di Israel dan Wilayah Palestina sebelumnya mempertanyakan komitmen Israel terhadap pers bebas setelah penghancuran gedung.

Baca Juga: 20 WNI Awak Kapal KM Bandar Nelayan 188 yang Tenggelam di Samudera Hindia Berhasil Diselamatkan

Dikatakan dalam sebuah pernyataan tentang bahwa keputusan untuk menghancurkan gedung Menara al-Jalaa selama pertempuran antara Israel dan Hamas menimbulkan pertanyaan yang sangat mengkhawatirkan tentang kesediaan Israel untuk mengganggu kebebasan pers untuk beroperasi.

"Kami mencatat bahwa Israel belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya bahwa bangunan itu digunakan oleh Hamas," kata sebuah surat dari Asosiasi Pers Asing (FPA).

Asosiasi Pers Asing (FPA) mengatakan telah meminta pertemuan dengan pejabat Israel atas insiden tersebut. FPA mengatakan memiliki 480 anggota yang bekerja untuk media internasional.

Baca Juga: Kemenag Sampaikan Kabar Duka: Ulama Kharismatik KH Muhammad Sanusi Baco Meninggal Dunia

Organisasi non-pemerintah internasional Reporters Without Borders (RSF) juga mengutuk serangan terhadap gedung tersebut, dengan direktur eksekutif Christian Mihr mengatakan bahwa itu tidak dibenarkan tidak peduli apakah Hamas menggunakannya atau tidak.

“Menyatakan kantor media sebagai target perang adalah kejahatan perang,” tulis Mihr di Twitter.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler