Puluhan Orang Dikabarkan Tewas pada Perayaan Lag Baomer di Israel, Ratusan Lainnya Terluka

30 April 2021, 13:15 WIB
Acara keagamaan umat Yahudi di kaki Gunung Meron, Israel. /REUTERS/

PR CIREBON - Puluhan ribu orang Yahudi ultra-Ortodoks memadati makam Rabbi Shimon Bar Yochai di Galilea untuk memperingati perayaan tahunan bernama Lag Baomer di Gunung Meron.

Perayaan Lag Baomer mencakup doa sepanjang malam, lagu-lagu mistis, dan tarian.

Tetapi, peristiwa itu berujung bencana, ketika diketahui puluhan orang tewas dalam perayaan Lag Baomer tersebut.

Baca Juga: Bayar Zakat Fitrah secara Digital, Apakah Boleh? Simak Penjelasannya

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian, Direktur layanan ambulans relawan Israel, Eli Beer Hatzalah, mengatakan bahwa dia terkejut dengan besarnya kerumunan.

Tim darurat yang merawat puluhan orang yang terluka di Gunung Meron saat layanan ambulans mengatakan hampir 44 orang tewas.

Pertemuan keagamaan Yahudi di Israel utara tersebut dihadiri oleh puluhan ribu orang, sehingga menjadi salah satu bencana pada perayaan yang terburuk di negara itu.

Baca Juga: Dikenal Miliki Jadwal Kerja yang Padat, Tengok Dimas Ahmad Ulik Kesibukan Raffi Ahmad di Lokasi Syuting

Saksi mata mengatakan orang-orang sesak napas atau terinjak-injak di sebuah lorong, beberapa tidak diketahui sampai pihak keamanan membunyikan seruan untuk membubarkan.

Sementara itu, kabar lain datang dari seorang pejabat polisi mengatakan kepada Times of Israel bahwa lusinan peserta dalam konser telah "terpeleset", jatuh menimpa mereka yang berada di bawah tribun dan menyebabkan efek domino.

Selain itu, petugas layanan ambulans Israel Magen David Adom, mengatakan 14 dari sekitar 150 orang yang terluka mengalami kondisi kritis usai dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Mafia In The Morning' - ITZY dan Terjemahan Bahasa Indonesia

David mengatakan, "Petugas berjuang untuk nyawa lusinan orang yang terluka, dan tidak akan menyerah sampai korban terakhir dievakuasi." ujarnya.

Kemudian, Militer Israel mengatakan telah mengirim petugas medis dan tim pencarian dan penyelamatan bersama dengan helikopter untuk membantu insiden korban massal di daerah tersebut.

Para saksi mata mengatakan mereka menyadari orang-orang telah sesak napas atau diinjak-injak ketika seorang penyelenggara memohon pengeras suara agar kerumunan itu bubar.

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India Semakin Ganas, AS Berjanji Akan Terus Membantu

Satu orang di tempat kejadian yang bernama Avi, mengatakan, “Saya baru saja duduk untuk makan ketika saya mendengar jeritan; kami bergegas untuk membantu, dan kemudian kami melihat mayat-mayat itu." ujarnya.

"Saya pikir saya akan mati," kata seorang saksi mata kepada surat kabar Maariv. "Aku melihat orang mati di sampingku." pungkasnya.

Sekitar 5.000 polisi telah dikerahkan untuk mengamankan acara tersebut, pertemuan publik terbesar di negara itu selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sahrul Gunawan Imbau Warga Kabupaten Bandung Tidak Mudik Lebaran: Hayu Urang Perangi Covid-19

Sementara itu, daerah tersebut telah ditutup dengan petugas penyelamat dan pasukan keamanan berusaha untuk membersihkan daerah tersebut.

Pihak berwenang telah mengizinkan 10.000 orang untuk berkumpul di lokasi makam, tetapi penyelenggara mengatakan lebih dari 650 bus telah disewa dari seluruh negeri untuk membawa para peziarah ke Meron.

The Times of Israel mengutip penyelenggara yang mengatakan sekitar 100.000 orang berada di lokasi, ditambah dengan 100.000 lainnya yang diperkirakan datang pada Jumat pagi.

Baca Juga: Miris dengan Kondisi Lonjakan Covid-19 di India, Prof Zubairi Djoerban: Semoga Indonesia Tidak Seunik India

Acara tersebut adalah pertemuan keagamaan besar pertama dari jenisnya yang diadakan secara legal sejak Israel mencabut hampir semua pembatasan yang terkait dengan pandemi Covid-19.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler