Warga Malaysia Marah! Sebut Aturan Protokol Kesehatan Covid-19 Tumpul Buat Pejabat Tinggi Pemerintah

16 Maret 2021, 06:20 WIB
Rakyat Malaysia marah terhadap pemerintah gara-gara aturan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 diabaikan pejabat tinggi negaranya. /PIXABAY/

PR CIREBON — Baru-baru ini rakyat di negara Malaysia mengungkapkan kemarahannya terhadap para pejabat tinggi pemerintahnya, yang mengabaikan peraturan terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sedangkan, aturan protokol kesegatan Covid-19 harus dipatuhi ketat berlaku bagi rakyat biasa di Malaysia.

Kemarahan warga Malaysia soal protokol kesehatan Covid-19 ini tersibak pada laman World of Buzz, yang dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com hari Minggu, 14 Maret 2021.

Baca Juga: Isu Perselingkuhan Nissa Sabyan dan Ayus Belum Usai, Denny Darko Terawang Sapu Jagat: Jelas Semuanya di Situ

Tak tanggung-tanggung, kemarahan rakyat Malaysia tersebut, dilontarkan dengan mengkritik Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin.

Dengan dilampiri unggahan foto, Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin terlihat sedang disambut oleh sekelompok pejabat pemerintah, saat sekembalinya dari kunjungan ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Bahkan, Anggota Parlemen (MP) untuk Kuching, Dr Kelvin Yii Lee Wuen telah mempertanyakan apakah Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin dan rombongannya tak peduli protokol kesehatan pencegahan Covid-19 karena mereka terlihat mengadakan upacara penyambutan di Subang Air.

Baca Juga: Pamer Foto Bersosialisasi dengan Warga di Warkop, Anies Baswedan Tak Mengaku Dirinya Sebagai Gubernur

Jelas sekali hal ini bisa dilihat oleh seluruh rakyat, pasalnya beberapa foto tentang itu diposting oleh pejabat tinggi pemerintah di Facebook yang menggambarkan kerumunan beberapa menteri dengan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin sedang mengadakan doa bersama.

Sejumlah menteri pemerintahan negara Malaysia, seperti Menteri Dalam Negeri Hamzah Zainudin, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Wan Ahmad Fayhsal Wan Ahmad Kamal.

Serta Wakil Presiden Bersatu Rafiq Naizamohideen dan Anggota Majelis Seberang Jaya Dr Afif Bahardin juga terlihat di dalam foto tersebut.

Baca Juga: Positif Hamil Anak Kedua, Paula Verhoeven Beritahu Baim Wong dengan Cara Tidak Biasa

Faktanya, foto yang sama diunggah oleh salah seorang netizen, Wan Fayhsal di Facebook pada malam yang sama Perdana Menteri kami tiba kembali di Malaysia dari kunjungan resminya.

Kelvin Yii Lee Wuen, yang juga merupakan Ketua Komite Kesehatan, Sains dan Inovasi Parlemen, dirinya menegaskan, bahwa berdasarkan SOP pencegahan Covid-19 di Malaysia saat ini, bagi siapa pun setelah kembali dari luar negeri, seseorang harus dikarantina setidaknya selama 10 hari.

Namun, Kelvin juga mengklarifikasi bahwa Menteri Kesehatan, Dr Adham Baba telah mempersingkat masa karantina menjadi 3 hari untuk para Menteri, tetapi tetap saja, foto-foto tersebut menunjukkan bahwa SOP pencegahan Covid-19 yang lunak tidak diikuti oleh Perdana Menteri.

Baca Juga: Sibuk dengan Jadwal Syuting, Vicky Prasetyo dan Kalina Ocktaranny Belum Sempat Bulan Madu

“Meskipun Dr Adham Baba mengatakan 3 hari cukup untuk para Menteri (sama sekali tidak berdasarkan sains), saat PM tiba di Malaysia dia perlu diisolasi,” tegasnya.

“Sekarang semua yang berhubungan dekat dengannya di bandara secara teknis juga harus masuk ke karantina dan dipertimbangkan sebagai Person Under Surveillance (PUS),” ujar Kelvin lagi.

Lebih lanjut, dalam postingannya, Kelvin Yii Lee Wuen juga membalas komentar seorang komentator yang menyarankan bahwa semua yang terlihat di foto tersebut telah divaksinasi sehingga boleh saja mereka mengabaikan SOP pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Tolak Berikan Batas Waktu Lagi pada Teddy untuk Kembalikan Aset, Pihak Rizky Febian Siap Tempuh Jalur Hukum

Sebaliknya, Kelvin menekankan bahwa meskipun mereka telah disuntik vaksin Covid-19, berdasarkan jangka waktu, Prime Minsiter dan rombongannya baru melakukan dosis pertama vaksin Covid-19.

Agar vaksin efektif, diperlukan dua dosis yang disuntikan dengan jarak beberapa minggu. Kelvin Yii Lee Wuen, yang memiliki latar belakang medis mengklarifikasi bahwa setelah dosis pertama.

Sementara, antibodi terhadap Covid-19 hanya akan muncul setelah 14 hari dan hanya 50 persen pada saat itu. Hanya setelah dosis kedua kekebalan seseorang terhadap Covid-19 akan meningkat menjadi sekitar 95 persen.

Baca Juga: Indonesia Akan Lakukan Impor Garam, HNW Singgung Seruan Jokowi Soal Benci Produk Asing

Selain itu, bahkan jika mereka telah divaksin, SOP Covid-19 saat ini belum diubah untuk mereka yang telah divaksinasi sekalipun.

Kelvin Yii Lee Wuen kemudian mengungkapkan kekecewaannya melihat pejabat tinggi pemerintah mengabaikan SOP Covid-19 yang mereka buat dan komentari sendiri.

“Tapi saya kira untuk PN Menteri semua aturan ini tidak berlaku. Mereka tampaknya bisa melanggar aturan sesuka hati dan mewahnya, sementara yang lain didenda hingga RM10.000,” tandasnya.

Baca Juga: Setuju Presiden Menjabat Lebih dari Dua Periode, Arief Poyuono: Masyarakat Indonesia Sudah Terbiasa

Anggota parlemen untuk Kuching ini lebih lanjut mengatakan bahwa penegakan standar ganda inilah yang menyebabkan rakyat marah pada pemerintah Malaysia sekarang ini.

“Inilah mengapa orang-orang marah. Bukan karena tidak mau mengikuti SOP pencegahan Covid-19, tapi karena sepertinya ada standar ganda dalam penegakannya,” dikesalkan Kelvin Yii Lee Wuen.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: World Of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler