Ancaman Bagi Sekutu, Jubir Pertahanan AS Sebut Korea Utara Kembangkan Senjata Pemusnah Massal

28 Februari 2021, 20:22 WIB
Kim Il Sung Square, Korea Utara. AS mengatakan bahwa Korea Utara terus mengembangkan senjata pemusnah massal.* //Pixabay/gfz_mizuta

PR CIREBON – Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Korea Utara mengembangkan senjata pemusnah massal.

Senjata pemusnah massal Korea Utara itu menjadi ancaman bagi AS dan sekutunya, meskipun diplomasi akan tetap menjadi tujuan utama dengan negara itu.

Jubir John Kirby juga mengatakan, AS akan terus menjaga dan mengembangkan postur pertahanan bersama dengan Korea Selatan terkait masalah Korea Utara.

Baca Juga: Banyak Mantan Bertemu di Laga Inter Milan vs Genoa, Link Live Streaming KLIK DI SINI

"Presiden telah sangat jelas bahwa dia ingin para diplomat memimpin dan kami mendukungnya di sini, di Departemen Pertahanan," kata Kirby dalam jumpa pers, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Korea Times.

"Tetapi pengembangan rudal balistik dan senjata pemusnah massal Korea Utara yang berkelanjutan merupakan ancaman bagi kepentingan AS dan keamanan sekutu dan mitra kami," tambahnya.

Pemerintahan Biden sedang melakukan peninjauan terhadap seluruh kebijakan Korea Utara, yang dikatakannya akan mengarah pada pendekatan baru terhadap Korea Utara.

Baca Juga: Seolah Tak Percaya Nurdin Abdullah Terjerat Korupsi, Abdillah Toha: Godaan Kekuasaan Itu Dahsyat

Kirby mengatakan, Departemen Pertahanan akan sepenuhnya mendukung pendekatan baru yang digaungkan pemerintahan Biden itu.

"Kami akan bersuara dalam hal itu dan kami akan menanggapinya dengan sangat serius," kata Kirby.

Pernyataannya muncul di tengah kekhawatiran bahwa AS dan Korea Selatan dapat kembali mengurangi atau bahkan menunda latihan militer bersama yang dijadwalkan menjadi bulan depan.

Baca Juga: Orang Jakarta Protes Soal Perpres Investasi Miras, Ferdinand Hutahaean: Mereka Lupa Pemda DKI Punya Saham Bir

Penasihat keamanan kepresidenan Seoul, Suh Hoon, bersikeras bahwa latihan harus dikurangi dalam ukuran dan skala karena pandemi Covid-19.

Menurutnya, pelatihan pos komando yang disimulasikan tidak akan melibatkan pasukan atau peralatan yang sebenarnya di lapangan.

Latihan musim semi reguler juga ditunda tanpa batas tahun lalu, sementara sekutu juga harus mengurangi latihan musim panas mereka karena pandemi.

Baca Juga: Panas! LeBron James dengan Zlatan Ibrahimovic Berdebat Soal Aktivitas Atlet dan Politik

Dalam pertemuan partai besar baru-baru ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan negaranya akan menghubungkan dialog antar-Korea.

Selain itu, rekonsiliasi latihan militer bersama oleh AS dan Selatan disebut mewakili permusuhan mereka terhadap Pyongyang.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in sebelumnya mengatakan bahwa dia dapat berkonsultasi dengan Pyongyang tentang latihan militer sebelumnya jika perlu.

Baca Juga: Sindir Cuitan Lama Tsamara Amany soal Nurdin Abdullah, Said Didu: Semoga Terhindar dari Pujian Mereka

Kirby menegaskan kembali perlunya terus mempertahankan kemampuan pertahanan bersama sekutu.

"Dalam waktu dekat, kami akan bekerja dalam koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra kami untuk mencegah perilaku negatif dari Korea Utara," kata Kirby.

"Itu juga berarti bekerja erat dengan sekutu kami Korea Selatan untuk memastikan bahwa kedua militer kami memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempertahankan kepentingan kami di semenanjung," tambahnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler