PR CIREBON – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan untuk kembali melakukan pidato ke panggung politik AS, pertama kali setelah jabatan presiden dipegang Joe Biden.
Pidato Donald Trump itu dilakukan pada Minggu, 28 Februari 2021 dalam konferensi tahunan Partai Republik. Dalam pidato itu, Donald Trump akan melancarkan serangan terhadap penggantinya, Joe Biden.
Selain menyampaikan kritik untuk Joe Biden, Donald Trump juga disebut akan menjelaskan visinya untuk masa depan Partai Republik.
"Dia adalah pemimpin Partai Republik saat ini dan di masa depan. Jelas terlihat dialah satu-satunya pemimpin yang memiliki visi untuk memajukan partai," kata Jason Miller, penasihat Trump, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Miller mengungkapkan bahwa Donald Trump akan menyuarakan keprihatinannya dengan arah yang diambil Joe Biden bagi negara dan menguraikan arah yang lebih luas untuk Partai Republik dan gerakan konservatif.
Tema pertemuan konferensi dari para aktivis Partai Republik tahun ini, menurutnya, dimulai dari Facebook dan gerakan Twitter untuk melarang Donald Trump secara permanen.
Konferensi, yang diadakan setiap tahun sejak 1974, biasanya merupakan tempat di mana Partai Republik yang memperebutkan pertarungan presiden untuk mendapatkan keunggulan dan meminta dukungan.
Tahun ini, beberapa calon potensial 2024 ada dalam agenda, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Senator Ted Cruz, Marco Rubio, Tom Cotton dan Josh Hawley serta Gubernur South Dakota Kristi Noem.
Tetapi Trump disebut paling menarik perhatian semua orang dan penampilannya mampu memicu spekulasi bahwa dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden.
“Mantan presiden tidak akan pergi. Dia suka perhatian. Dia menyukai kekuatan dan pengaruhnya,” kata Daniel Mallinson, profesor kebijakan publik di Penn State University.
“Dia jelas memiliki dukungan abadi dan tak tergoyahkan dari para pengikutnya,” sambungnya.
Trump juga akan menantang Biden untuk menyerah pada Iran dan Tiongkok dan memperingatkan pelonggaran pembatasan imigran di perbatasan oleh Biden.
Selain itu, ia disebut akan membahas proposal undang-undang pada Kongres untuk memberikan jalan 11 juta imigran ilegal di AS menuju kewarganegaraan AS.
Mantan presiden AS yang memberi kritik presiden dengan begitu cepat setelah meninggalkan jabatannya akan berbeda dari tradisi di AS sebelumnya.
Biasanya, mantan presiden AS tidak terlibat dalam kritik terbuka terhadap pemegang jabatan saat ini.
Baca Juga: PSI Ajukan Hak Interpelasi Terkait Kinerja Anies Baswedan, Riza Patria: Digunakan Harus Secara Bijak
“Biasanya, presiden yang kalah menjadi negarawan yang lebih tua. Mereka menulis buku. Trump tidak biasa dalam banyak hal, tentu saja. Dia masih ingin memastikan partai tetap dalam genggamannya,” kata David Schultz, profesor ilmu politik di Universitas Hamline.***