Penduduk Negara Miskin Kemungkinan Tidak Mendapatkan Vaksin Covid-19 Tahun Ini, Kenapa?

20 Februari 2021, 13:03 WIB
Ilustrasi vaksin. Studi baru menyebutkan bahwa negara-benagar miskin kemungkinan tidak akan mendapat vaksin Covid-19 tahun ini.* / /pixabay.com/WiR_Pixs

PR CIREBON – Studi baru menemukan bahwa penduduk di negara miskin dimungkinkan tidak akan bisa mendapatkan vaksin Covid-19 tahun ini.

Pasokan vaksin Covid-19 untu negara miskin itu karena negara-negara kaya di dunia telah membeli satu miliar lebih banyak dosis daripada yang dibutuhkan warganya.

“Kelebihan vaksin yang sangat besar ini merupakan perwujudan dari nasionalisme vaksin,” kata ONE, sebuah kelompok yang mengkampanyekan kemiskinan, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Disebut Ada Jin, Masjid Kuno al Zahir Kairo Dijauhi Jemaah, Warga Desak Pihak Berwenang Turun Tangan

“Negara-negara kaya memprioritaskan kebutuhan vaksinasi mereka sendiri dengan mengorbankan negara lain dan pemulihan global,” sambungnya.

Tim kebijakan ONE menambahkan, koreksi jalur besar-besaran dalam distribusi diperlukan jika dunia ingin melindungi dan menyelamatkan nyawa, terlebih jumlah kematian akibat pandemi mendekati 2,5 juta.

Senada dengan pernyataan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mengatakan bahwa hanya 10 negara yang sejauh ini telah memberikan 75 persen dari semua vaksinasi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 20 Februari 2021: Cancer, Leo, dan Virgo, Hari yang Baik untuk Evaluasi Diri

Ia menggambarkan tindakan negara-negara tersebut sebagai sangat tidak merata dan tidak adil.

Guterres mengatakan, setidaknya 130 negara belum menerima satu dosis vaksin Covid-19.

"Pada saat kritis ini, ekuitas vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," katanya.

Baca Juga: Ilmuwan Jerman Yakini Virus Corona Bocor dari Laboratorium Wuhan, Begini Alasannya

Terkait hal itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Eropa dan Amerika Serikat untuk berkomitmen mengirimkan antara 3 dan 5 persen dari pasokan vaksin mereka ke negara-negara berkembang.

“Ini adalah ketidaksetaraan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dan secara politik juga tidak berkelanjutan karena membuka jalan bagi perang pengaruh atas vaksin,” kata Macron.

Macron mengatakan bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel juga setuju bahwa keputusan untuk membagi sebagian dari persediaan vaksin Eropa harus menjadi upaya bersama.

Baca Juga: Bertemu Teten Masduki, Shopee Ungkap Dominasi UMKM dan Pedagang Lokal dalam Platform Capai 97 Persen

Sedangkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengaku siap untuk memberikan ratusan juta dosis vaksin cadangan kepada negara berkembang, setelah semua orang dewasa di Inggris telah divaksinasi.

Sementara, laporan dari Inggris mengatakan bahwa hingga 80 persen dari kelebihan dosis akan diberikan kepada aliansi vaksin global, COVAX, yang didirikan untuk mendistribusikan obat-obatan Covid-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Proses tersebut diharapkan dimulai paling cepat pada 1 Maret.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler