Para Ilmuwan Sebut Varian Covid-19 Inggris 70 Persen Lebih Mematikan daripada Jenis Aslinya

15 Februari 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi Covid-19. /_Pixabay 12222786/

PR CIREBON- Menurut penilaian baru yang dirilis pada hari Jumat oleh para ilmuwan pemerintah Inggris, menyatakan bahwa varian Covid-19 yang berasal dari Inggris kemungkinan lebih mematikan daripada jenis aslinya.

Penemuan itu dilaporkan setelah mengevaluasi beberapa penelitian. Para ilmuwan memperkirakan bahwa strain Covid-19 Inggris, yang dikenal sebagai B.1.1.7, bisa 30 persen hingga 70 persen lebih mematikan daripada Covid-19 aslinya.

Penelitian telah menunjukkan strain Covid-19 Inggris lebih mudah menular, dan Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan bulan lalu bahwa hal itu juga bisa "terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi."

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Mahfud MD, Fahri Hamzah: Cara Pemerintah Lihat Persoalan Perlu Diperbaiki Prof

Penilaian itu mengkonfirmasi munculnya kekhawatiran, tetapi para ilmuwan juga mengatakan perlu ada studi yang lebih ekstensif yang dilakukan pada kematian akibat varian Covid-19 Inggris.

Menurut data The New York Times, varian Covid-19 Inggris tersebut telah terdeteksi di setidaknya 82 negara di dunia.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Business Insider, sebuah studi yang diterbitkan awal bulan ini menemukan varian Inggris menyebar begitu cepat di seluruh AS sehingga jumlah kasus yang melibatkan strain itu berlipat ganda setiap sepuluh hari.

"Temuan ini menunjukkan bahwa B.1.1.7 kemungkinan akan menjadi varian dominan di banyak negara bagian AS pada Maret 2021, yang mengarah pada lonjakan Covid-19 lebih lanjut di negara itu, kecuali upaya mitigasi mendesak segera diterapkan," kata surat kabar itu.

Baca Juga: Singgung Beberapa Tokoh Soal Kasus Yahya Waloni, Gus Salah: apa Karena Sekubu Lantas Mingkem?

Studi tersebut juga mengatakan varian Inggris 35 persen hingga 45 persen lebih mudah ditularkan daripada strain lain yang menyebar di AS.

Para ilmuwan juga menyatakan keprihatinan bahwa varian tersebut dapat mengembangkan mutasi yang akan membantunya menghindari vaksin.

Belum jelas mengapa varian Inggris mungkin memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Namun, para ilmuwan mengatakan satu kemungkinan alasannya adalah bahwa orang yang terinfeksi dapat memiliki viral load yang lebih tinggi, atau lebih banyak virus dalam tubuh mereka, yang terkait dengan Covid-19 yang lebih parah, lapor Insider.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Business Insider

Tags

Terkini

Terpopuler