Kecewa dengan Partai Republik yang Tetap Dukung Trump, Beberapa Anggotanya Sebut akan Bentuk Partai Anti-Trump

13 Februari 2021, 16:40 WIB
Donald Trump. //Instagram/@realdonaldtrump

PR CIREBON – Ratusan mantan pejabat Partai Republik memandang partai itu tidak mau menentang mantan Presiden Donald Trump dan upaya yang mereka sebut sebagai perusakan demokrasi AS.

Beberapa anggota Partai Republik itu dikabarkan dalam pembicaraan untuk membentuk partai baru, yakni partai anti-Trump.

Diskusi tahap awal termasuk mantan Republik terpilih, mantan pejabat di pemerintahan Republik Ronald Reagan, mantan duta besar Republik dan ahli strategi Republik.

Baca Juga: Link Live Streaming Big Match Napoli vs Juventus: Kedua Pelatih Berebut Kemenangan!

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, lebih dari 120 anggota Partai Republik mengadakan panggilan Zoom untuk membahas partai yang memisahkan diri, yang akan berjalan di atas platform ‘konservatisme berprinsip’.

Mereka mengatakan akan patuh terhadap Konstitusi dan supremasi hukum, hal yang menurut mereka terlibat telah dihancurkan oleh Donald Trump.

Rencananya mereka akan mencalonkan kandidat, bisa dari dari Partai Republik, independen atau Demokrat.

Evan McMullin, yang merupakan kepala direktur kebijakan untuk House Republican Conference dan mencalonkan diri sebagai calon independen dalam pemilihan presiden 2016, mengatakan bahwa ia menjadi tuan rumah dalam panggilan Zoom itu.

Baca Juga: Terungkap, Milisi Houthi Rekrut Secara Paksa 10.300 Anak di Yaman

Tiga orang lainnya mengonfirmasi akan adanya seruan dan diskusi untuk partai potensial, tetapi meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Beberapa anggota dalam pertemuan Zoom adalah John Mitnick, penasihat umum untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah Dona;d Trump dan mantan anggota Kongres Partai Republik Charlie Dent.

Ada pula Elizabeth Neumann, wakil kepala staf di Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah Donald Trump dan Miles Taylor, mantan pejabat keamanan dalam negeri Donald Trump.

Pembicaraan tersebut menyoroti keretakan antar-partai yang luas atas klaim Donald Trump tentang kecurangan pemilu dan penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari.

Baca Juga: Segera Tayang di NET TV, Berikut Sinopsis Drama Korea Come Back Mister!

Para anggota Partai Republik tersebut mengaku sangat kecewa dengan fakta bahwa lebih dari separuh Partai Republik di Kongres memilih untuk memblokir sertifikasi kemenangan pemilihan Joe Biden hanya beberapa jam setelah pengepungan Capitol AS.

Sebagian besar senator Republik juga mengindikasikan mereka tidak akan mendukung Donald Trump dalam sidang pemakzulan Senat minggu ini.

"Sebagian besar Partai Republik meradikalisasi dan mengancam demokrasi Amerika," kata McMullin.

"Partai perlu berkomitmen kembali pada kebenaran, alasan, dan cita-cita pendiri atau jelas perlu ada sesuatu yang baru," lanjutnya.

Baca Juga: Akibat Perang, 2 Juta Anak di Yaman Diperkirakan Menderita Malnutrisi Akut pada Tahun 2021

Jason Miller, juru bicara Donald Trump, mengatakan para anggota Partai Republik tersebut sebagai pecundang.

"Para pecundang ini meninggalkan Partai Republik ketika mereka memilih Joe Biden," katanya.

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler