Pendukung Setia Trump Disebut Unjuk Rasa Lagi, Tolak Vaksinasi dan Promosikan Teori Konspirasi

1 Februari 2021, 21:37 WIB
Ilustrasi. Pendukung Donald Trump berdemonstrasi. /REUTERS/Maria Alejandra Cardona/

PR CIREBON – Demonstran dilaporkan mengganggu pusat distribusi vaksinasi virus Corona di Stadion Dodger di Los Angeles, Amerika Serikat (AS).

Para demonstran tersebut menyebut suntikan vaksin sebagai bagian dari konspirasi elit untuk mengendalikan populasi.

Puluhan orang membawa spanduk yang menuntut diakhirinya penguncian wilayah dan mempromosikan teori konspirasi anti-vaksinasi.

Baca Juga: Partai Demokrat Diterpa Badai, Isu Pengambilalihan Paksa Posisi Ketum PD Mencuat

Mereka berkumpul pada Minggu, 31 Januari 2021 di pintu masuk ke tempat vaksinasi, salah satu yang terbesar di Amerika Serikat.

Insiden tersebut merupakan tantangan terbaru untuk peluncuran vaksin di AS, yang memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia akibat Covid-19.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, pengunjuk rasa bernama Jairo Rodriguez (26) mengatakan sebagian besar pengunjuk rasa adalah pendukung mantan presiden Donald Trump.

Baca Juga: Innalillahi wa Innailaihi Rojiun, Parto Patrio Sampaikan Kabar Duka: Selamat Jalan Saudaraku

Mereka sengaja tidak mengenakan pakaian pro-Trump atau membawa bendera AS untuk apa yang mereka sebut sebagai mengkomunikasikan pesan anti-vaksin mereka dengan lebih baik.

Dia juga mengatakan bahwa para demonstran tidak mengenakan masker.

Di media sosial, pengunjuk rasa ditunjukkan memegang spanduk bertuliskan ‘Covid = penipuan’, ‘tingkat kelangsungan hidup 99,96’, dan ‘Beri tahu Bill Gates untuk Vaksinasi Dirinya Sendiri’.

Baca Juga: Pesan Diplomasi Pemerintah Indonesia Tanggapi Gejolak Politik di Myanmar

Yang terakhir mengacu pada teori konspirasi bahwa vaksin digunakan untuk menanamkan microchip pada populasi manusia.

Sementara itu, pejabat kesehatan AS memperkirakan akan memvaksinasi 12.000 orang setiap hari di stadion, yang dianggap sebagai tempat vaksinasi terbesar di negara itu.

Video dan foto protes dibagikan secara luas di media sosial, memicu kemarahan dari beberapa pihak yang menyoroti jumlah kematian yang meningkat akibat virus Corona di negara tersebut.

Baca Juga: Waspada Potensi Bencana, BPBD Kota Cirebon Sosialisasikan Mitigasi Bencana

Lebih dari 26 juta orang telah terinfeksi dan 439.000 telah meninggal di negara itu sejak dimulainya pandemi, berdasarkan penghitungan yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins.

Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk memvaksinasi 100 juta orang dalam 100 hari pertamanya.

Los Angeles County, tempat kasus Covid-19 melonjak pada musim dingin, saat ini hanya memvaksinasi pekerja medis garis depan dan orang berusia 65 tahun ke atas.

Bahkan di antara kelompok-kelompok tersebut, vaksin sangat sulit diperoleh karena suntikan Pfizer-BioNTech dan Moderna ada dalam persediaan terbatas.***

Editor: Agil Hari Santoso

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler