PR CIREBON - Donald Trump pada Senin 25 Januari 2021 membuka kantor di Florida, setelah menanggalkan jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Kantor Donald Trump di Florida dugunakan untuk menangani tugasnya sebagai mantan presiden Amerika Serikat dan berusaha untuk melanjutkan agenda pemerintahannya.
Kantor tersebut akan bertanggung jawab untuk mengelola korespondensi, pernyataan publik, penampilan, dan kegiatan resmi Donald Trump.
"Untuk memajukan kepentingan Amerika Serikat dan untuk menjalankan agenda pemerintahan Trump sebelumnya melalui advokasi, pengorganisasian, dan aktivisme publik," katanya dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman tentang pembukaan kantor Trump di Florida itu muncul pada hari yang sama ketika Dewan Perwakilan Rakyat AS mengirimkan kepada Senat sebuah klausul untuk pemakzulan Trump.
Dewan Perwakilan Rakyat AS menuduh Trump dalam pidatonya telah menghasut para pendukungnya untuk tindakan pemberontakan di degung Capitol.
Sidang Senat AS untuk perihal hal tersbut diperkirakan akan dimulai pada 9 Februari 2021 mendatang.
Dalam sambutan perpisahan pada hari terakhirnya sebagai presiden AS pada Rabu lalu, Trump mengatakan satu pernyataan kepada pendukungnya.
"Kita akan kembali dalam bentuk lain," dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Baca Juga: Donald Trump Buka Kantor di Florida AS, Dilakukan untuk Jalankan Agenda Administrasi Pemerintahan
Trump tidak muncul di depan umum sejak terbang pada hari itu dari Gedung Putih ke resor Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida.
Wall Street Journal memberitakan bahwa Trump, sebelum meninggalkan kantor, berbicara dengan rekan-rekannya tentang pembentukan partai politik yang disebut "Partai Patriot".
Sebelum meninggalkan jabatannya, Trump telah berupaya menempuh jalur hukum untuk membatalkan kekalahannya dari kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden dalam pemilu 3 November.
Baca Juga: Rusia Cabut Pembatasan Masuk dan Pergi bagi 4 Negara Ini, Salah Satunya Masih Menolak
Namun, upaya Trump gagal setelah ia secara keliru mengklaim bahwa telah terjadi kecurangan dalam pemilihan umum Presiden AS tersebut.***