Akun Trump Ditangguhkan Twitter, Para Pemimpin Negara Barat Buka Suara

13 Januari 2021, 07:50 WIB
Akun Trump Ditangguhkan Twitter, Para Pemimpin Negara Barat Buka Suara.* /Tangkapan layar Twitter.com/@realDonaldTrump.

PR CIREBON – Para pemimpin negara Barat mengecam penangguhan akun Donald Trump di Twitter, banyak dari mereka menyebutnya sebagai penyensoran secara langsung.

Menurut mereka, keputusan itu seharusnya diserahkan kepada warga negara Amerika Serikat (AS), dan bukan perusahaan teknologi swasta.

Menteri Prancis untuk Urusan Uni Eropa, Clement Beaune, mengatakan dia terkejut melihat platform media sosial menangguhkan akun Trump.

Baca Juga: Empat Korban Sriwijaya Air Terindetifikasi lewat Sidik Jari, Polisi Sebut Sample DNA Jalan Terakhir

"Hal itu harus diputuskan oleh warga, bukan oleh CEO. Tapi ya, saya terkejut dengan kenyataan bahwa sekarang, keputusan seperti itu sepenuhnya berada di tangan pribadi,” ujarnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post Rabu 13 Januari 2021.

Beaune mengatakan harus ada kerangka peraturan publik di mana platform media sosial dapat menyatakan bahwa beberapa konten melanggar hukum dan harus dihapus atau denda dibayar.

Tetapi, menurutnya, hal seperti itu seharusnya diputuskan oleh warga negara dan badan legislatif.

Baca Juga: Hasil Riset Menunjukkan Penjualan Gadget Melonjak pada 2020, Sebut Tren Pengguanaan PC Lebih Laku

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire juga mengatakan bahwa tanggung jawab untuk mengatur konten digital harus menjadi tanggung jawab negara.

“Regulasi raksasa digital tidak bisa dilakukan oleh oligarki digital itu sendiri,” kata Le Maire, seraya menambahkan bahwa perusahaan teknologi besar adalah salah satu ancaman bagi demokrasi.

Sedangkan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengatakan penangguhan akun Trump adalah pertanda buruk dalam kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Soal Data Penerima BST Silakan Menyampaikan, Riza Patria Tegaskan Uangnya untuk Beli Sembako

“Saya tidak suka ada orang yang disensor atau dirampas haknya untuk memposting pesan di Twitter atau Facebook. Saya tidak setuju dengan itu, saya tidak menerimanya," kata Lopez Obrador pada sebuah konferensi pers.

"Penyensoran seperti ini adalah untuk mengelola opini publik: ini benar-benar serius," sambungnya.

Seorang juru bicara Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan dia memandang penangguhan akun Trump sebagai tindakan yang bermasalah.

Baca Juga: 70 Ribu Akun yang Sebarkan Teori QAnon Diblokir Twitter, Sebut Mengandung Upaya Hasutan Kekerasan

"Hak fundamental ini dapat diintervensi, tetapi menurut hukum dan dalam kerangka kerja yang ditentukan oleh legislator,"

"Tidak bisa dengan keputusan yang dilakukan oleh manajemen platform media sosial," kata juru bicara Steffen Seibert kepada wartawan di Berlin.

“Dilihat dari sudut ini, Kanselir menganggap tindakan yang bermasalah bahwa akun presiden AS sekarang telah diblokir secara permanen,” lanjut Steffen.

Baca Juga: Bicara Calon Kapolri, Ahmad Sadeli Karim: Presiden Harus Mendengar Aspirasi Rakyat

Pejabat Perdana Menteri Australia, Michael McCormack, mengatakan pemblokiran Trump sama dengan penyensoran.

Dia mempertanyakan mengapa Twitter gagal menghapus foto palsu yang menunjukkan seorang tentara Australia memenggal kepala seorang anak Afghanistan.

“Saya akan mengatakan kepada pemilik Twitter, jika Anda ingin menghapus komentar tentang siapa yang masih menjadi presiden Amerika,"

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Cirebon Naik, Pemda Keluarkan Surat Edaran Penundaan Pembelajaran Tatap Muka

"Anda perlu memikirkan juga tentang foto, gambar yang dimanipulasi, yang menunjukkan seorang tentara, yang diduga orang Australia, dengan seorang anak yang sedang disakiti,” kata McCormack.

“Foto itu belum dihapus, dan itu salah,” lanjutnya.

Twitter telah menandai gambar tersebut sebagai sensitif, menyusul desakan pada bulan November lalu.

Baca Juga: Kabar Gembira, BLT PKH Khusus untuk Anak Sekolah Kembali Cair di 2021, Simak Syarat dan Ketentuan

Putra Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Eduardo, mengungkapkan kekhawatiran serupa tentang perlakuan Twitter terhadap pemimpin otoriter Venezuela, Nicolas Maduro.

“Dunia di mana Maduro berada di media sosial, tetapi Trump ditangguhkan tidaklah normal,” kata Bolsonaro dalam akun Twitter-nya, @BolsonaroSP.

Dia juga mengubah foto profil Twitter-nya dengan foto Trump.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler