Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air, Media Asing Sebut Indonesia Sering Dilanda Masalah Penerbangan

9 Januari 2021, 21:21 WIB
Media asing soroti hilangnya pesawat Sriwijaya Air hingga sebut Indonesia sering dilanda masalah penerbangan.* /Instagram.com/@sriwijayaair

PR CIREBON – Hilangnya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta menuju Pontianak pada Sabtu 9 Januari 2021 pada pukul 14.40 WIB langsung jadi sorotan media dalam maupun asing.

Media asing yakni The New York Time mendapat kabar dari Kementerian Perhubungan Indonesia yang mengatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 kehilangan kontak setelah lepas landas dari Jakarta, dan terbang di atas Laut Jawa.

Setidaknya ada lebih dari 50 orang diyakini berada di pesawat Boeing 737-524, penerbangan maskapai Sriwijaya Air yang lepas landas dari Jakarta.

Baca Juga: Amerika Serikat Distribusikan Vaksin Covid-19 Melalui Toko Retail, Berikut Daftarnya

Kementerian Kementerian Perhubungan mengatakan, kontak terakhir dengan pesawat Sriwijaya Air Flight 182 dilakukan pada pukul 14.40 WIB.

Menurut seorang pejabat dari Sriwijaya Air, pesawat itu membawa 62 orang.

Tak hanya mengabarkan, media asing juga menilai Indonesia telah lama dan sering kali dilanda masalah terkait penerbangan.

Baca Juga: Keluarkan Lava Pijar dan Awan Panas, Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Jadi Sorotan Media Asing

“Sektor penerbangan di Indonesia, negara berkembang dengan ribuan pulau, telah lama dilanda masalah , bersaing dengan catatan keselamatan yang buruk dan pesatnya pertumbuhan maskapai penerbangan hemat,” tulis New York Times, seperti dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com.

Media tersebut juga kembali menyoroti soal jatuhnya pesawat Lion Air pada 2018 lalu.

Mereka menyebut penyebab sering jatuhnya adalah karena sistem antistall pesawat jet 737 Max, yang dirancang oleh Boeing, tidak berfungsi.

Baca Juga: Kabar Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air Disorot Sejumlah Artis hingga Media Luar Negeri

Pada 2018, Lion Air Penerbangan 610 jatuh ke Laut Jawa dengan 189 orang di dalamnya setelah sistem antistall pesawat jet 737 Max, yang dirancang oleh Boeing, tidak berfungsi,” tulisnya.

737 Max lainnya jatuh di Ethiopia pada Maret 2019 setelah aktivasi sistem antistall yang salah, yang menyebabkan seluruh armada Max dihentikan di seluruh dunia selama hampir dua tahun,” sambungnya.

Terkait penerbangan Sriwijaya Air, pihak Sriwijaya Air mengatakan dalam pernyataan awal bahwa pihak manajemen masih menyelidiki peristiwa tersebut.

Baca Juga: Kepulangan Abu Bakar Ba'asyir Disorot Media Asing, Bandingkan Pengaruh Ba'asyir dengan Habib Rizieq

"Manajemen masih mengkomunikasikan dan menyelidiki masalah ini dan akan segera mengeluarkan pernyataan resmi setelah mendapatkan informasi yang sebenarnya," terangnya.

Komisi Keselamatan Penerbangan Negara mengungkapkan, pihaknya dalam keadaan siaga dan Menteri Perhubungan telah pergi ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Selain itu, kapal patroli sedang menuju ke perairan barat laut Jakarta di mana pesawat itu terakhir terlihat.

Baca Juga: Presiden Iran Hassan Rouhani Sebut Tindakan Donald Trump sebagai Aib Bagi Negara Amerika Serikat

"Kalau mendengar berita seperti ini, kita bersiap-siap," ucap Penyidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia, Ony Suryo Wibowo.

Kami sedang mengumpulkan semua informasi yang kami dapat,” pungkasnya. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: The New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler