Perceraian Rawan Terjadi saat Masa Pandemi, Berikut Tips Menghindarinya

- 9 November 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi gambar perceraian
Ilustrasi gambar perceraian /Pixabay
PR CIREBON – Dampak buruk dari adanya pandemi Covid-19 bagi rumah tangga adalah rawan terjadi pertengkaran bahkan berujung pada perceraian. Sebelumnya sempat viral tentang jumlah gugatan perceraian di Pengadilan membludak akibat pandemi. 
 
Apa yang memicu perceraian terjadi cukup tinggi di masa pandemi? Lalu, bagaimana cara mengatasi dan meminimalisir dampak tersebut? 
 
Co-founder dan psikolog dari rumah konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima M.Psi mengatakan bahwa kunci sukses langgengnya rumah tangga adalah saling mendengarkan. 
 
 
Mendengarkan memang terkesan hal yang mudah, namun pada praktiknya seseorang hanya mendengarkan suara tanpa tahu maksud dari pesan yang disampaikan.
 
"Kita kan kadang-kadang berpikir kalau dengerin orang itu gampang tapi padahal yang masuk cuma suara doang. Pasangan belum selesai ngomong tapi kita sudah balas, 'Tapi kan.. tapi kan..'," kata Saskhya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Jumat, 6 November 2020.
 
Saskhya mengatakan dalam berargumen setiap pasangan harus tahu apa yang ingin disampaikan dan tidak melebar pada topik lain atau masalah lama.
 
"Dalam berargumen kita selalu berpikir pasangan harus lebih dengar. Sebelum kita listen each other, kita harus punya self awareness dulu, kita tuh dalam kondisi emosi apa tidak saat mau berdiskusi. Kalau kita enggak bisa mendengarkan apa yang pasangan ingin sampaikan, segala sesuatu bisa terjadi," ujar Saskhya.
 
 
Jadi, penting untuk memastikan bahwa emosi kita sedang dalam keadan normal saat akan berdiskusi. Sebaliknya, jika dalam keadaan marah sebaiknya hindari untuk membahas masalah pada saat itu, karena solusi terbaik tidak akan keluar saat dalam keadaan marah.
 
Kemudian, Saskhya juga menyarankan untuk mengajak pasangan berdiskusi dengan cara yang tepat. Mengajak pasangan berdiskusi secara tiba-tiba bisa menciptakan kesan yang menakutkan, apalagi jika suami-istri hanya berkomunikasi jika terdapat masalah. Sangat penting untuk selalu berdiskusi dengan pasangan walau hanya membicarakan hal-hal kecil.
 
Saskhya juga mengatakan pemilihan waktu untuk berdiskusi sangat mempengaruhi emosi kedua pasangan.
 
 
"Misalnya abis WFH kan kepalanya masih ngebul, tiba-tiba kita bilang, 'Aku mau ngomong'. Kita harus tahu juga waktu yang tepat, tempat yang tepat, kapan sih mungkin sambil makan snack, minum teh," kata Saskhya.
 
Selain itu, Saskhya juga menyarankan agar momen diskusi menjadi suatu kebiasaan dalam rumah tangga. Pembiasaan bicara saat ada masalah adalah hal terbaik untuk menghindari pertengkaran. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x