Network
SABACIREBON - Ada 90 busana muslim koleksi tiga galeri Kota Bandung, yang bakal dipamerkan di Festival Kesenian dan Kebudayaan Islam di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
"Memang itu betul. Sekarang ini galeriku juga lagi nyiapin 30 busana muslim modern," kata Hennie Asikin, SH, SPI, MH saat ditemui di Gallery Hennie Noer miliknya di Jln. Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, kemarin ini.
Paparnya, acara festival itu akan digelar selama tiga hari, dari 10 hingga 12 Maret 2023, bertempat di Lapang Padang Merdeka Kota Kinabalu, Malaysia. Ini acara HUT Dewan Bandaraya Kinabalu.
Baca Juga: Mario Dandy VS Mario Kempes
"Mau ikutan. Karena festival itu bakal dihadiri ribuan pengunjung. Ini baik untuk promosi," ujar Hennie, yang beberapakali ke Negeri Jiran menggelar busana muslim.
Koleksi yang bakal disajikan, semua busana muslim moderen. Tapi tetap dasar modenya tradisional. Seperti dari Padang, Sunda, Melayu hingga Bali. Kita bikin secara variatif dan inovatif. Itu sesuai perkembangan yang lagi nge-trend.
Koleksi Gallery Hennie Noer ini, katanya, semua busana memakai bahan kain dari produksi dalam negeri atau kain nusantara.
Kualitas kainnya bagus. "Jadi kita pameran busana muslim moderen karya desainer kita, ya sekaligus mempromokan kain," ujar Hennie yang pernah pameran di Australia, Spayol dan Singapura.
Sedangkan jenis kain nusantara itu, macamnya yaitu batik, tenun dan kain songket. "Kalau jenis batik, kebanyakan sudah tahu. Nah kalau songket dan kain tenun, 'kan belum tentu. Jadi kita promokan."
Ditanya koleksi busana muslim di galerinya, ia pun mengungkapkan, ada puluhan. Koleksi yang di lantai satu, mulai dari harga Rp. 900 ribu hingga Rp. 3,5 jutaan. "Koleksi di lantai dua, untuk dewasa dan remaja putri. Hargannya mulai dari Rp. 300 ribu hingga Rp. 600 ribu.
Lumayan laku untuk mode remaja putri. Sehari bisa terjual sampai lebih dari 25 busana. Itu lewat online.
Sekarang ini boleh dibilang, kalau Indonesia sudah jadi kiblat busana muslim moderen. Karena begitu variatif sekali fesyen busana yang dihasilkan.
Semua itu karena para desainer kita mampu ngembangkan mode baru, dan karyanya pun laku di pasar dometik hingga mancanegara.
Dengan pamor itu, tentu wajar saja kalau Dewan Bandaraya Kinabalu, Sabah, Malaysia, ingin sekali menggelar busana muslim dari Indonesia. (DantoS)
