Mengenal Varian BA.5 : Bisa Menerobos Kekebalan (imun) yang diperoleh dari Vaksin

- 14 Juli 2022, 13:05 WIB
Seorang anak diperiksa sebelum divaksin di Puskesmas Cipamokolan Kota Bandung, Rabu 13 Juli 2022
Seorang anak diperiksa sebelum divaksin di Puskesmas Cipamokolan Kota Bandung, Rabu 13 Juli 2022 /uyun achadiat/

SABACIREBON – Varian BA.5 memiliki kemampuan yang baik untuk menghindari perlindungan imun yang diperoleh dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya, mirip saudaranya BA.4. Pendek kata, Varian BA.5 mampu menerobos atau menghindari kekebalan para penerima vaksin.

Dengan kemampuan menghindari perlindungan yang diproleh dari vaksin, BA.5 memiliki kelebihan dalam penyebaran dibandingkan dengan turunan-turunan Omicron yang beredar, kata Maria Van Kerkhove, kepala tim teknis bidang COVID-19 di WHO dalam jumpa pers, Selasa 12 Juli 2022.

Baca Juga: Keraton Kasepuhan Cirebon 'Dijaga' 2 Ekor Macan Putih, Simbol Penerus Padjajaran

Bagi kebanyakan orang, hal itu berarti varian itu mampu menginfeksi ulang seseorang, meskipun orang tersebut baru saja sembuh dari COVID-19. Van Kerkhove mengatakan WHO sedang mendalami laporan kasus-kasus infeksi berulang.

"Kami punya cukup bukti bahwa orang-orang yang pernah terkena Omicron terinfeksi lagi dengan BA.5. Tak ada keraguan tentang hal itu," kata Gregory Poland, pakar virologi dan peneliti vaksin di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.

Baca Juga: Universitas Asing Akan Didirikan di Kota Bandung

Dengan kemampuannya itulah BA.5 yang masih keluarga Omicron, diduga kuat menjadi pemicu gelombang baru COVID-19 di seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, varian itu penyebab di balik 52 persen kasus pada akhir Juni, naik dari 37 persen dalam sepekan.

Baca Juga: Sang Dewa Matahari itu Harus Minum Obat Rutin

Di Amerika Serikat, dilansir Antara, varian ini diperkirakan menjadi penyebab sekitar 65 persen kasus COVID-19.Pertama kali ditemukan pada Januari, varian BA.% itu telah dipantau oleh WHO sejak April.

BA.5 adalah saudara Omicron, varian yang mendominasi dunia sejak akhir 2021, dan pemicu lonjakan kasus di banyak negara, termasuk Afrika Selatan tempat varian itu pertama ditemukan, Inggris, dan Australia.

Baca Juga: Belum Mampu Menanggung Beban Mental sebagai Juara, Terhenti di Babak Awal

Meski peningkatan kasus telah menyebabkan lebih banyak orang yang dirawat di sejumlah negara, angka kematian tidak bertambah secara drastis.

Hal itu sebagian besar disebabkan oleh vaksin, yang tetap melindungi penerimanya dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19.

Baca Juga: RT Belum Dapat Laporan Penembakan di ​​​​​Rumah Kadiv Propam, Pensiunan Jendral Ini Tersinggung dan..

Halaman:

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x