Menyimak dari Musibah Putra Ridwan Kamil, Kasus Orang Hanyut di Sungai Aeree Swiss 20 kali per Tahun

- 28 Mei 2022, 19:57 WIB
Sungai Aeree Swiss, yang mengaliri daratan sepanjang 400 km dan warna air hijau tosca./pikiran-rakyat.
Sungai Aeree Swiss, yang mengaliri daratan sepanjang 400 km dan warna air hijau tosca./pikiran-rakyat. /

 

SABACIREBON-Nuansa panorama Sungai Aaree di Swiss menang sangat indah. Sungai Aare merupakan salah satu tempat wisata yang populer di Swiss.

Sungai ini terkenal dengan airnya yang jernih dan berwarna cantik. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta unik Sungai Aare di Swiss. 

Sungai Aare atau dikenal sebagai Aar, adalah sungai terpanjang yang mengaliri area seluas hampir 18.000 km2. Dengan melalui banyak desa dan kota serta berada di jajaran topografi yang berkelok-kelok dan lanskap yang indah dari tataran gunung. Sungai ini begitu terkenal karena memiliki panjang hampir 300 km.

Baca Juga: Stefano Lilipaly Optimis Tatap Laga Kontra di FIFA Matchday Antara Indonesia Vs Bangladesh

Karena terkenalnya, maka dalam keseharian sungai ini banyak dipergunakan sebaai objek wisata vital, berenang, arung jerang, Nuansa hijau toska dari air yang sangat jernih, hulunya berada di Puncak Alpen, menyebabkan kualitas airnya tidak diragukan untuk juga bisa diminum.

Jadi Sungai Aeree, merupakan space yang sangat eksotik dengan daya tarik yang betul-betul natural. 

Akibatnya seperti yang dikatakan Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Darmawan Hadah mengatakan kasus orang terbawa arus Sungai Aaree tidak hanya terjadi pada anak Gubernur Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtazd.

Baca Juga: Mas Bro, Boleh Gitu Wajibkan Undangan Pake Dress Code?

Sering kejadian

"Setiap tahunnya, kejadian serupa bisa terulang hingga 20 kali," tegasnya dalam jumpa pers virtual, Sabtu, 28 Mei 2022.

Kemarin kami tanyakan ke polisi dan SAR, dari mereka (menuturkan) setiap tahun kejadian serupa kira-kira ada 15-20 kasus setiap tahun. Kenapa banyak, karena ini tempat di mana orang banyak berenang.

Ketika ditanyakan dengan sarana penunjang keamanan maupun peringatan sungai, menurut Muliaman, di sana sudah terbilang mumpuni.

Baca Juga: Donasi Pembaca PR untuk Mesjid Korban Erupsi Semeru

"Selain rambu dan tanda, ada web pengelola sungai yang jadi acuan berapa suhu air hari ini, sehingga pengunjung tidak perlu datang ke sungai karena ada data lengkap termasuk perkiraan arus dan derasnya," ucapnya.

"Saya melihat sudah cukup banyak info yang bisa dimanfaatkan,"kata dia menambahkan.

Menurut dia, di sepanjang sungai, sudah ada kejelasan dan rambu sekitar sungai, di mana boleh meloncat, yang dilarang, dan di mana ada batu karena pemerintah juga menjaga betul konservasi dan topografi sungai ini.

Baca Juga: Kenapa Allah SWT tidak Kasih Buya Syafii Maarif Umur Panjang?

Dia menambahkan, saat ini tidak ada hal-hal yang spesial. Semua dari tahun ketahun dipelajari, arus memang agak deras. Hal itu menarik wisatawan terlebih anak muda yang biasanya loncat dari jembatan tinggi karena mereka senang dengan arus deras.

Dikutip dari Pikiran Rakyat, mantan ketua OJK menilai "Bagi mereka (wisatawan) ini fenomena yang dimanfaatkan sebagai lokasi wisata yang tidak hanya wisatawan asing tapi juga lokal. Berenang ini kejadian normal sehari-hari," katanya

 

 

Editor: Aria Zetra

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x