Mitos atau Fakta: Nafsu Makan Meningkat saat Ramadhan, Begini Hasil Surveinya

- 23 April 2020, 12:00 WIB
ILUSTRASI pengukur berat badan.*
ILUSTRASI pengukur berat badan.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Survei Herbalife Nutrition mengungkapkan, sebanyak 8 dari 10 orang Indonesia cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, dibanding hari lain.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, beikut penuturan dari Manager Herbalife Nutrition Indonsia Andam Dewi yang mengungkapkan hasil survei tersebut.

"Selama puasa, tidak hanya pola makan dan tidur yang berubah, dehidrasi dan asupan makanan yang kurang membuat metabolisme tubuh juga melambat.

Baca Juga: Semangat Sambut Bulan Suci, Berikut Tata Cara dan Niat Puasa Ramadhan yang Benar

"Metabolisme itu bertujuan agar penggunaan energi dalam tubuh menjadi lebih efisien," ujar Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi dikutip dari Kantor Berita Antara.

Herbalife Nutrition menyelenggarakan "Holiday Eating Survey" pada April 2019 dengan lebih dari 5.500 responden di 11 negara Asia Pasifik yaitu Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Baca Juga: Sempat Ditentang Keras, Lebanon Legalkan Tanam Ganja Demi Selamatkan Warga saat Corona

Survei "Holiday Eating Survey" di Asia Pasifik itu mengungkapkan, berat badan konsumen di 11 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia bertambah rata-rata enam kilogram pada akhir Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. 

Temuan itu merupakan jumlah kenaikan berat badan tertinggi yang dialami oleh konsumen dibandingkan dengan musim perayaan lainnya termasuk Deepavali, Natal, dan Tahun Baru.

Di Indonesia, survei itu melibatkan 500 konsumen Indonesia dengan hasil 83 persen responden yang cenderung mengkonsumsi lebih banyak pada Ramadhan dan Idul Fitri.

Baca Juga: Putus Rantai Covid-19, Bupati Cirebon Minta Rutinitas Ibadah Ramadhan Dilakukan di Rumah

Berpuasa selama bulan Ramadhan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan bila mempertimbangkan pemilihan makanan dan kurangnya olahraga.

"Konsumen di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, memperoleh tambahan berat badan rata-rata enam kilogram setelah Hari Raya.

"Kita perlu mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk membuat keputusan makanan yang lebih baik dan dipadu dengan aktivitas fisik agar memudahkan manajemen berat badan dan memperoleh kesejahteraan," ujar Andam Dewi.

Baca Juga: Keluarkan Surat Edaran Terkait Bulan Ramadhan, Wali Kota: Kami Sayang Masyarakat Cirebon

Sebanyak 66 persen responden Indonesia mengaku telah mengkonsumsi makanan yang kurang sehat.

Beberapa alasan utamanya adalah menikmati makanan enak selama liburan (62 persen), lebih fokus menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga (56 persen).

Masyarakat Indonesia, sebanyak 66 persen responden, merasa bersalah telah mengkonsumsi dan menerapkan pola makan makanan kurang sehat selama Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.

Baca Juga: Update Corona Kamis, 23 April 2020: Jelang Ramadhan, Kasus di Negara Muslim Malah Melonjak

Hasilnya, 71 persen responden akan berusaha memperhatikan pemilihan makanan, khususnya makanan sehat begitu perayaan usai.

Naiknya berat badan juga dipengaruhi oleh aktivitas olahraga yang menurun selama Ramadhan dengan alasan akan meneruskan agenda olahraga usai Hari Raya.

Itulah mengapa menurunkan berat badan jadi agenda utama responden Indonesia usai Idul Fitri, di mana rata-rata menghabiskan 11 hari untuk membakar lemak-lemak yang menumpuk. Sekitar 55 persen responden berhasil melakukannya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x