Sering Mengantuk di Siang Hari Bisa Jadi Masalah Bagi Otak Anda, Simak Penjelasannya

- 21 Oktober 2021, 15:15 WIB
Kebiasaan mengantuk di siang hari bisa menjadi tanda ada masalah di otak, ini penjelasannya.
Kebiasaan mengantuk di siang hari bisa menjadi tanda ada masalah di otak, ini penjelasannya. //Pixabay/mambob86
 
PR CIREBON - Jika Anda selalu mengantuk di siang hari, itu mungkin berarti masalah bagi otak Anda

Jika Anda kurang tidur, mengantuk di siang hari bisa muncul dengan sendirinya dalam banyak cara, seperti terus-menerus tertidur di kantor atau tidur siang lebih sering.

Perbaikan cepat untuk mengatasi mengantuk di siang hari tidak bisa sesederhana membangun rutinitas tidur yang sehat yang terdiri dari tujuh hingga delapan jam menutup mata setiap malam.

Atau kunjungan ke dokter dapat membantu mendiagnosis dan menyelesaikan masalah jika kantuk berlebihan di siang hari terus berlanjut.
 
Baca Juga: Anak Zaskia Sungkar Digendong Irwansyah, Netizen Salfok 'Baju Kebesaran' Ukkasya

Bagaimanapun juga, semakin cepat Anda memperbaiki masalah tidur Anda, semakin baik, karena tubuh yang mengantuk secara konsisten dapat menimbulkan masalah bagi otak Anda.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari thehealthy, para peneliti dari Universitas Johns Hopkins melakukan penelitian.

Menemukan bahwa orang yang merasa mengantuk sepanjang hari hampir tiga kali, lebih mungkin daripada orang yang tidak mengalami kantuk untuk memiliki penumpukan beta-amiloid.
 
Baca Juga: Prediksi Osasuna vs Granada di La Liga Spanyol 23 Oktober 2021 Lengkap dengan Prakiraan Pemain

Beta-amiloid adalah penyakit langka yang terjadi saat zat amiloid menumpuk pada jaringan tubuh.

Amiloid adalah protein yang diproduksi di sumsum tulang dan dapat disimpan pada jaringan atau organ tubuh.

Protein yang dikaitkan dengan risiko penyakit Alzheimer yang lebih tinggi.

Para peneliti menganalisis data dari Baltimore Longitudinal Study of Aging, sebuah studi jangka panjang yang mengamati kesehatan ribuan sukarelawan sejak tahun 1958.

 
Selama bertahun-tahun, para sukarelawan mengisi survei berkala yang mencakup pertanyaan tentang seberapa sering mereka tidur siang, merasa mengantuk, atau tertidur di siang hari.

Beberapa peserta juga menerima pemindaian otak yang mendeteksi plak beta-amiloid di jaringan otak hampir 16 tahun setelah mereka mengisi survei.

Tim peneliti menemukan satu sampai tiga sukarelawan yang menjawab pertanyaan dan otak mereka dipindai.

Setelah peneliti menyesuaikan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan indeks massa tubuh, hasilnya menunjukkan bahwa risiko plak beta-amiloid 2,75 kali lebih tinggi pada orang yang merasa mengantuk di siang hari.

 
Risiko penumpukan plak ini pada orang yang tidur siang hampir tidak signifikan secara statistik.

Korelasi antara kantuk di siang hari dan peningkatan risiko plak beta-amiloid terus membingungkan para ilmuwan.

Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa gangguan tidur dan atau kurang tidur tidak hanya dapat membuat seseorang merasa sangat mengantuk tetapi juga dapat menyebabkan plak beta-amiloid terbentuk melalui mekanisme yang tidak diketahui.

“Namun, kami tidak dapat mengesampingkan bahwa plak amiloid yang hadir pada saat penilaian tidur menyebabkan kantuk,” penulis utama Adam P. Spira, PhD, profesor di departemen kesehatan mental di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.

 
 
Di bidang medis, sudah diketahui bahwa gangguan tidur umum terjadi pada orang yang menderita penyakit Alzheimer karena perubahan otak yang terkait dapat memengaruhi tidur mereka secara negatif.

Tetapi banyak penelitian pada hewan dan manusia juga mengaitkan kurang tidur dengan jumlah deposit beta-amiloid yang lebih banyak di otak.

Studi baru ini menambah semakin banyak bukti bahwa kualitas tidur bisa menjadi faktor risiko yang dapat dengan mudah dimodifikasi.

 
“Belum ada obat untuk penyakit Alzheimer, jadi kita harus melakukan yang terbaik untuk mencegahnya,” kata Spira.

"Memprioritaskan tidur mungkin menjadi salah satu cara untuk membantu mencegah atau mungkin memperlambat kondisi ini," ucap Spira.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: The Healthy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x