PR CIREBON — Kualitas keimanan seseorang akan tampak kala dirinya sedang menjalani suatu ujian atau cobaan hidup dari Allah SWT.
Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran, senantiasa harus bisa berusaha agar dapat lepas dari segala cobaan hidup. Jangan lantas mudah berputus asa.
Quotes Ramadhan hari ke-9 puasa, Rabu 21 April 2021 / 9 Ramadhan 1442 Hijriah, akan coba memuat motivasi hidup agar jangan putus asa dalam menghadapi cobaan hidup dari Allah SWT.
Menggali ruang inspirasi Dosen Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Didi Junaedi, MA., dalam ungkapannya ia mengkiyaskan sempalan lirik lagunya biduan kondang tanah air, Camelia Malik.
“Hidup penuh liku-liku...Ada suka ada duka...Semua insan pasti pernah merasakannya...” (Liku-liku – Camelia Malik).
Analisa dari lirik lagu tersebut, menurut Didi, bawah hidup memang penuh liku. Terkadang rasa suka hadir menyapa kita, namun kadang juga yang datang adalah duka tanpa diduga.
Kadang kala, saat bahagia menyertai kita, di saat yang lain derita yang setia menemani kita. Ada saatnya kita bisa tertawa lepas dan canda kadang menghibur.
Namun, tak lama berselang kita harus menangis berlinang air mata dengan adanya cobaan yang menyedihkan datang.
Ujian dan cobaan memang selalu mewarnai hidup. Seseorang bisa saja diuji dengan suatu kecemasan dan kekhawatiran akan masa depannya yang masih belum pasti.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Pada 21 April 2021 di Jawa Barat, BMKG Beri Peringatan Dini Untuk Wilayah Berikut
Sebagian orang juga ada yang diuji dengan kemiskinan, kekurangan harta benda, dan kelaparan. Ada yang harus diuji menderita penyakit yang tak kunjung sembuh. Ada yang diuji dengan kehilangan bahkan kematian orang-orang yang dicintainya.
Manusia bisa saja diuji dengan keresahan serta kecemasan kala jodoh tak kunjung datang, sementara usia terus bertambah.
Ada pula yang diuji dengan kekhawatiran dan ketakutan saat keturunan tak jua hadir setelah bertahun-tahun berumah tangga. Serta, ada yang diuji dengan rasa galau saat tak kunjung mendapat pekerjaan.
Namun, apa pun cobaan itu harus diterima penuh dalam kesadaran, bahwasannya semua ujian dan cobaan itu merupakan cara Allah SWT untuk melihat kualitas diri para hamba-Nya.
Cara Allah SWT dalam melihat diri siapakah di antara mereka yang paling baik amalannya?
Dengan diberi ujian dan cobaan hidup apakah membuat seorang hamba terus menerus mengeluh, meratapi nasib, mengutuk keadaan, bahkan mempertanyakan keadilan Tuhan?
Atau malahan berkat segala ujian dan cobaan hidup membuat seorang hamba semakin menyadari kelemahannya, sembari terus menerus memperbaiki diri, meningkatkan kualitas pribadinya, meningkatkan kualitas serta intensitas kedekatkannya kepada Allah SWT?
Dari segala ujian dan cobaan hidup tersebut, akan terlihat jelas nantinya siapakah yang mudah putus asa, gampang menyerah, serta tidak tahan dengan kenyataan hidup yang dialaminya?
Lantas, siapa pula yang kuat kala diterpa ujian datang bertubi-tubi dan silih berganti, cobaan seakan tak pernah berhenti menderanya, tetapi tetap sabar dan tabah serta berserah diri kepada Sang Illahi?
Sesungguhnya Al-Quran senantiasa mengajarkan kepada umat Muslim supaya tidak mudah putus asa dari rahmat Allah SWT.
Harus diyakini, rahmat Allah itu sangatlah luas. Bahkan rahmat-Nya melebihi murka-Nya.
Jangan putus asa dari rahmat Allah SWT. Artinya, yakinlah sepenuh hati bahwa Allah SWT begitu sayang kepada hamba-hamba-Nya.
Tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT artinya tetap melakukan ikhtiar maksimal dalam menjalani hidup ini, meskipun serangkaian ujian dan cobaan selalu datang menghadang.
Pun, jangan putus asa dari rahmat Allah SWT artinya, selalu berbaik sangka kepada Allah, bahwa setiap kenyataan hidup yang kita hadapi pasti menyimpan hikmah serta pelajaran yang sangat berharga yang hendak disampaikan Allah kepada kita.
Tidak berputus asa dari rahmat Allah artinya bahwa rencana Allah pasti yang terbaik.
Jangan putus asa dari rahmat Allah SWT kan menunjukkan salah satu ciri kualitas keimanan seseorang. Seperti ditegaskan dalam ayat ke-87 Al-Qur’an Surat Yusuf, yang menyatakan bahwa Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya untuk berputus asa dari rahmat-Nya.
Dengan penegasan, putus asa adalah sikap orang-orang kafir.
“...Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf: 87).
Bagi seorang mukmin yang taat kepada perintah dan larangan Allah SWT, haruslah yakin sepenuh hati bahwa setiap masalah pasti ada solusinya.
Setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya, setiap ujian dan cobaan pasti ada nilai, serta pesan yang ingin disampaikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Kemudian, di dalam ayat lainnya ditegaskan bahwa konsekuensi atas keimanan kita adalah hadirnya ujian dan cobaan hidup. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
Baca Juga: Kesepakatan dengan India Gagal, Tiongkok Luncurkan Roket Jarak Jauh di Perbatasan
Dan, sebagaimana Allah SWT menyatakan dalam Q.S. Al-‘Ankabut: 2. Demikian jelaslah, bahwa ujian dan cobaan itu hadir untuk mengukur kadar kuliatas keimanan seorang hamba kepada Allah.
Seseorang bisa tampak sabar dan tabah tatkala ditimpa ujian dan cobaan dalam hidupnya.
Perlu diingat, sehebat apa pun kualitas keimanan seseorang bisa diukur dari seberapa ikhlasnya menerima ketetapan (qadha) dan takdir (qadar) Allah SWT.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 21 April 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces, Siap-siap Alami Gejolak Hati
Maka berbahagialah, orang-orang yang tetap sabar dan tabah serta ikhlas ketika ditimpa ujian, ataupun diterpa cobaan. Kemudian berkeyakinan penuh bahwa itu adalah cara Allah SWT untuk melihat kualitas keimanan seseorang.***