Para penulis menekankan bahwa peneliti lain perlu melakukan uji klinis terkontrol secara acak untuk mengkonfirmasi temuan mereka.
Baca Juga: Didapuk Jadi Juri Indonesian Idol, Ari Lasso Ngaku Dapat Ancaman Pembunuhan, Kenapa?
Studi retrospektif mereka menganalisis catatan 412 orang dewasa dengan Covid-19 yang dirawat di salah satu dari beberapa rumah sakit di Amerika Serikat antara Maret 2020 dan Juli 2020.
Dari orang-orang ini, 98 orang minum aspirin dalam seminggu sebelum masuk atau selama 24 jam pertama setelah masuk. Para peneliti membandingkan hasil untuk orang-orang ini dengan 314 orang yang tidak menggunakan aspirin.
Di antara mereka yang memakai aspirin, dosis harian rata-rata adalah 81 miligram, dan lama pengobatan rata-rata adalah 6 hari.
Dalam analisis data mereka, para peneliti memperhitungkan variabel lain yang terbukti mempengaruhi tingkat keparahan Covid-19 oleh para ilmuwan, termasuk usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, ras, hipertensi, dan diabetes.
Setelah penyesuaian ini, penggunaan aspirin dikaitkan dengan 43 persen penurunan risiko masuk unit perawatan intensif, 44 persen penurunan risiko ventilasi mekanis, dan 47 persen penurunan risiko kematian di rumah sakit.
Meskipun tidak ada bukti bahwa aspirin meningkatkan risiko perdarahan, penulis menyarankan agar tetap berhati-hati dalam penggunaan aspirin tersebut.