Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Eat This pada 10 Januari 2021, para peneliti mempelajari 69 orang dewasa muda antara usia 18 dan 35.
Para peserta mengambil bagian dalam dua kunjungan studi di mana mereka mengonsumsi minuman yang mengandung sukrosa atau glukosa.
Baca Juga: 7 Hal Sepele yang Beresiko bagi Kesehatan Area Mulut, Termasuk Mengunyah Es Batu
- Sebagai referensi, sukrosa sebenarnya merupakan kombinasi glukosa dan fruktosa dan berasal dari tebu atau bit gula.
- Glukosa, sebaliknya, secara alami ditemukan dalam madu, anggur, buah ara, dan plum.
Para partisipan harus diambil sampel darahnya setiap 10, 35, dan 120 menit setelah meminum minuman manis tersebut.
Baca Juga: Simak! ini 4 Perbedaan Utama Gejala Virus Corona dan Flu yang Wajib Anda Ketahui
Para peneliti menemukan bahwa ketika partisipan meminum minuman sukrosa, mereka menghasilkan jumlah hormon yang lebih rendah dalam menekan rasa lapar dibandingkan saaat minum glukosa.
Studi tersebut juga memperhitungkan bahwa karakteristik individu, termasuk berat badan dan jenis kelamin, mempengaruhi respons hormon terhadap dua jenis gula yang berbeda.
Jangan berpikir bahwa berhenti mengonsumsi minuman soda biasa setiap hari dan menggantinya dengan diet coke dapat lebih baik.