Komodo Meningkat dalam Lima Tahun Terakhir, KLHK Sebut Populasi Kini 3.002 Ekor

28 Oktober 2020, 12:27 WIB
Komodo di Taman Nasional Komodo, Flores,NTT /pixabay.com/id/photos/komodo-dragon-kadal-reptil-liar-1203482/
PR CIREBON - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa populasi komodo cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
 
Menurut siaran pers dari KLHK pada Rabu, 28 Oktober 2020, jumlah total biawak komodo bertambah 125 ekor menjadi 3.022 individu pada 2019, yang pada 2018 hanya sebanyak 2.897 individu.
 
"Populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya adalah lima persen dari populasi di Pulau Rinca atau sekitar 66 ekor. Bahkan populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil dengan kecenderungan sedikit meningkat di lima tahun terakhir," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
 
Baca Juga: Kabar Baik Bagi ARMY, Film BTS 'Break The Silence: The Movie' Masuk Indonesia, Catat Tanggalnya
 
Loh Buaya di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu lokasi kunjungan wisata yang dilengkapi dengan pondok wisata, kafetaria, selter, dan jalan setapak, dan antara lain menjadi tempat pengamatan satwa liar dan penjelajahan.
 
Areal Lembah Loh Buaya di Pulau Rinca mempunyai luas 500 hektare atau sekitar 2,5 persen dari luas Pulau Rinca yang mencapai 20.000 hektare.
 
Wiratno mengemukakan bahwa jika upaya perlindungan dijalankan dengan meminimalkan kontak satwa dengan manusia, maka aktivitas wisata terbukti tidak membahayakan populasi biawak komodo.
 
Taman Nasional Komodo (TNK), yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer (1977) dan Warisan Dunia (1991) oleh UNESCO, luasnya 173.300 hektare dan meliputi 33,76 persen daratan dan 66,24 persen perairan.
 
Baca Juga: Marak Kabar Hoaks Covid-19, MPR RI: Keterbukaan Informasi Publik Diperlukan
 
Dari luasan tersebut, ada 824 hektare atau 0,4 persen yang ditetapkan sebagai Zona Pemanfaatan Wisata Daratan dan 1.584 hektare (0,95 persen) yang ditetapkan sebagai Zona Pemanfaatan Wisata Bahari.
 
"Jadi pengembangan wisata alam sangat dibatasi, hanya pada Zona Pemanfaatan tersebut. Ini prinsip kehati-hatian yang ditetapkan sejak dari perencanaan ruang kelola di TNK tersebut," kata Wiratno.
 
Pemerintah membangun sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata di kawasan tersebut. Penataan sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Lembah Loh Buaya Pulau Rinca telah mencapai 30 persen dan ditargetkan selesai Juni 2021.
 
Baca Juga: Sorot Aktivitas Belanja, ShopeePay Deals Rp1 Hadir di Euforia 11.11
 
Kegiatan pembangunan dan penataan sarana dan prasarana pendukung pariwisata itu menjadi sorotan setelah peredaran foto yang menunjukkan komodo sedang berhadapan dengan truk pengangkut material.
 
Direktur Eksekutif Walhi NTT Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi mengemukakan bahwa pemerintah sebaiknya lebih fokus pada upaya konservasi ekosistem dan komodo ketimbang pembangunan infrastruktur untuk keperluan pariwisata yang bisa menyebabkan kerusakan ekosistem.***
Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler