Ternyata Makan Bersama Bisa Ubah Pola Makan Seseorang, Simak Hasil Penelitiannya

3 April 2020, 15:10 WIB
ILUSTRASI makan.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT – Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa bertahan tanpa bantuan oranglain. Namun, bukan berarti kita bisa menggantungkan hidup kepada orang lain.

Nampaknya, hal tersebut sering disalah aratikan, ketika hidup membutuhkan oranglain itu memang benar adanya, tapi bukan jadi alasan untuk bergantung dalam segala hal.

Dalam hal bepergian dan makan misalnya, kita tidak selalu bisa saling tunggu-menunggu untuk makan ataupun ingin pergi ke sebuah tempat.

Baca Juga: Sekolah Libur Karena Covid-19, Pelaku Pelecehan Anak Gencar Tingkatkan Aksinya via Online

Bersama atau sendiri, ketika seseorang makan akan mempengaruhi jumlah porsi makan. Ketika ia makan sendiri jumlah porsi makan lebih banyak. 

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, seorang peneliti dari Tokyo menyampaikan hasli penelitiannya, ketika makan bersama seseorang, porsinya akan berkurang, namun frekuensinya jadi sering.

Berdasarkan hasil studi dari peneliti Universitas Tokyo, untuk sampai pada temuan ini, peneliti melakukan percobaan pada sejumlah orang. Mereka meminta para partisipan untuk duduk di depan meja sambil memakan keripik kentang.

Baca Juga: Tak Semua Daerah Miliki Akses Internet, Rano Karno Minta Konten Belajar Disiarkan di Media

Peneliti mencoba dua skenario, yakni seorang duduk sendirian makan keripik, sementara di tempat lain, dua orang makan keripik di meja yang sama dan saling berhadapan.

Para peneliti juga menempatkan skala tersembunyi di bawah meja untuk membantu memperkirakan ukuran porsi dan konsumsi para partisipan uji coba.

Hasil percobaan yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science itu menunjukkan, ketika orang makan bersama, mereka cenderung makan dengan porsi lebih kecil daripada saat makan sendirian, tetapi mereka makan lebih sering.

Baca Juga: Tuai Pro dan Kontra, Kapten Brett Crozier Dibebaskan Usai Kirim Surat Kritikan Pedas

Pada akhirnya, yang berubah hanyalah cara keripik dimakan, yang semula langsung dalam porsi banyak menjadi sedikit-sedikit tapi sering.

Para peneliti mencatat, perubahan tersebut otomatis artinya orang-orang tidak memutuskan untuk mengubah perilaku makan mereka, tetapi mereka melakukannya tanpa memikirkannya dulu.

Baca Juga: Ikut Kunjungan Kerja Bersama Bima Arya, Pejabat Kota Bogor yang Positif Covid-19 Membaik

Perilaku ini telah lama dilakukan manusia atau nenek moyang kita kemungkinan melakukanya juga untuk memaksimalkan asupan makanan mereka karena adanya persaingan dari teman sebaya mereka, demikian seperti dilansir Medical Xpress.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler